Luhut Parlinggoman Siahaan/Net
Syahwat politik Presiden Joko Widodo untuk tetap berkuasa dengan jelas dipertontonkan, bersamaan bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, mengumumkan Gibran Rakabuming Raka sebagai Bacawapres.
Ketua Relawan Barisan Nasional Ganjar Pranowo (Barnas GP), Luhut Parlinggoman Siahaan, mengatakan, setelah Prabowo mengumumkan Gibran sebagai Cawapres, maka semakin menunjukkan kepada publik bahwa syahwat politik untuk tetap berkuasa sangat jelas dipertontonkan.
"Isu tiga periode dan perpanjangan masa jabatan presiden gagal, diduga Presiden Jokowi kini kejar setoran membangun dinasti politik yang sangat memalukan, karena kita tahu, Gibran yang diperhitungkan itu hanya karena anak presiden," tegas Luhut, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (22/10).
Dia meyakini, majunya Gibran sebagai Cawapres Prabowo akan menjadi blunder bagi Jokowi. Karena tanpa sadar dia menunjukkan wajah pemimpin diktator yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan keluarga.
Apalagi, kata Luhut, setelah jauh sebelumnya sukses mendudukkan anak dan menantu menjadi kepala daerah, termasuk Kaesang menjadi Ketua PSI, yang patut diduga juga mengincar jabatan eksekutif, semua itu tidak mungkin tanpa restu Jokowi.
"Sangat mustahil rasanya, seorang ayah yang sekaligus presiden tidak ikut campur dalam menentukan keputusan Gibran menjadi Cawapres Prabowo," jelasnya.
Dia juga menilai, pernyataan Jokowi yang mengaku tidak ikut campur dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan syarat pencalonan Capres dan Cawapres, adalah omong kosong belaka.
"Di berbagai kesempatan Jokowi selalu menjawab normatif untuk hal-hal yang sangat sensitif, termasuk saat mengatakan tak ikut campur terkait putusan MK tentang batasan usia Capres dan Cawapres. Kita yakin, semua itu omong kosong," pungkas Luhut.