Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

74 Tahun Dijajah China, Turkistan Timur Terus Cari Kedilan

KAMIS, 19 OKTOBER 2023 | 13:20 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pemerintah Turkistan Timur di Pengasingan (ETGE)terus mencari pengakuan internasional agar bisa mengutuk China yang telah menginvasi tanah mereka selama lebih dari tujuh dekade.

Mengutip ANI News pada Kamis (19/10), Turkistan Timur merupakan sebuah negara yang dijajah oleh China dan kemudian diubah namanya menjadi Xinjiang yang berarti "wilayah baru" atau "koloni".

Tanggal 12 Oktober lalu, merupakan peringatan 74 tahun invasi militer China ke Turkistan Timur. Menandai hari kelam di mana negara merdeka itu diserang dengan kekuatan penuh oleh tetangganya pada 1949 lalu.

Perdana Menteri ETGE, Salih Hudayar menegaskan bahwa peringatan ini merupakan momen penting untuk kembali memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan bagi Turkistan Timur.

Dia mendorong komunitas internasional secara resmi mengakui Turkistan Timur sebagai negara yang dijajah dan menyeret China ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan perang dan genosida yang mereka perbuat di negara mereka.

“Invasi China adalah tindakan agresi brutal yang telah menyebabkan kolonisasi, genosida, dan pendudukan selama beberapa dekade,” tegasnya.

Wakil Presiden ETGE Abdulahat Nur mengatakan, terpilihnya kembali China sebagai anggota DK PBB merupakan lelucon baru yang menodai prinsip-prinsip dasar PBB.

"Ini bukan sekadar tamparan bagi masyarakat Turkistan Timur. Ini adalah pengkhianatan terhadap hak asasi manusia dan keadilan global," kata Nur.

Hanya sebelas hari setelah Partai Komunis China (PKC) memproklamirkan pendirian Republik Rakyat China, mereka melakukan invasi skala penuh terhadap negara berdaulat Turkistan Timur pada 12 Oktober 1949.

Invasi ini difasilitasi oleh pembunuhan lebih dari 30 pemimpin politik dan militer senior Republik Turkistan Timur oleh Uni Soviet pada akhir Agustus hingga September 1949.

Agresi China mengakibatkan tewasnya 1.200.000 warga Turkistan Timur hingga akhir tahun 1952.

Sejak itu, Turkistan Timur dan rakyatnya telah menjadi sasaran kampanye kolonisasi, asimilasi, dan pendudukan yang brutal, yang meningkat menjadi genosida setelah tahun 2014.

Kampanye ini mencakup penahanan massal lebih dari 3 juta warga Uighur, Kazakh, Kyrgyzstan, dan masyarakat Turki lainnya di kamp konsentrasi, penjara, dan kamp kerja paksa.

Sterilisasi massal dan pemerkosaan terhadap perempuan Uighur dan Turki, penghancuran lebih dari 16.000 situs budaya dan keagamaan dan pemisahan paksa lebih dari 880.000 anak Uighur dari keluarga mereka.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya