Berita

Komoditas nilam asal Aceh menghasilkan minyak berkualitas baik yang menduniat/Net

Bisnis

Produksi Minyak Nilam Aceh Topang UMKM Naik Kelas Menuju Ekspor

KAMIS, 19 OKTOBER 2023 | 05:24 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Nilam asal Aceh merupakan sumber penghasil minyak dengan kualitas terbaik di dunia. Aceh menjadi salah satu daerah yang sangat cocok untuk pengembangan budidaya nilam yang menghasilkan minyak untuk diekspor ke luar negeri.

Ketua Umum Dewan Atsiri Indonesia (DAI), Irdika Mansur, Indonesia telah dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah yang sangat besar jumlahnya. Berbagai varian dan kualitas rempah-rempah tersebut maka semakin besar dalam menghasilkan minyak atsiri.

“Indonesia di antara negara-negara besar penghasil minyak atsiri di dunia dan merupakan produsen utama terpenting minyak pala, dan cengkeh minyak, nilam, dan minyak serai wangi terbesar di dunia. Sejauh ini, minyak esensial ekspor dan industri," ujar Irdika dalam diskusi di International Conference On Patchouli And Essential Oil Research Innovation 2023 (IconPEORI 2023) di Gedung ICT USK, dikutip Kantor Berita RMOLAceh, Rabu (18/10).

Dia mengatakan, situasi ini baik untuk perekonomian lokal dan bersifat jangka pendek. Namun keberlanjutan produksi tidak terjamin lantaran para petani sering beralih ke komoditas pertanian lain yang harganya tidak menarik.

"Untuk mengontrol kuantitas dan kualitas minyak atsiri yang diproduksi oleh petani kecil dan penyuling menjadi tantangan tersendiri. Ini perlu dikelola dengan baik sejak sekarang," jelasnya.

Dia mengatakan, untuk dapat meningkatkan produksi minyak atsiri, diperlukan suatu terobosan. Ada dua kemungkinan yang terbuka, yakni penanaman esensial tanaman penghasil minyak di wilayah konsesi kehutanan dan di lokasi pasca tambang.

"Sebagai contoh pada tahun 2022 Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah merilis peraturan Multi Usaha di Bidang Kehutanan, dimana kehutanan pemegang konsesi dan memiliki konsesinya bisnis di kawasan yang dikombinasikan dengan produksi kayu," ujarnya.

Irdika juga menjelaskan, bahwa daerah pasca tambang juga merupakan daerah yang potensial untuk ditanami tanaman minyak atsiri.

"Lima tahun terakhir beberapa perusahaan pertambangan telah menyiapkan uji coba yang berkembang tanaman minyak atsiri sebagai tanaman penutup tanah dan pohon pionir," jelas dia.

“Kedua upaya ini menjadi terobosan yang baik, namun juga memiliki tantangan. Perlu dilakukan penelitian terkait disertai inovasi untuk menghasilkan minyak atsiri dari perkebunan dalam skala besar,” ujarnya lagi.

Sementara itu Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Syaifullah Muhammad, mengatakan minyak nilam Aceh yang disuling dari jenis tanaman nilam Pogostemon Cablin, Benth mempunyai ciri khas yang berbeda dengan nilam dari daerah lain.

Syaifullah menjelaskan, bahwa nilam Aceh juga telah lama dan telah lama digunakan sebagai bahan fiksatif industri parfum di Perancis.

Dia menuturkan, bahwa teknologi kunci utama pemanfaatan minyak nilam sebagai komponen aktif dalam berbagai inovasi produk turunannya adalah proses pemurnian yang meningkatkan komponen aktif dan menghilangkan berbagai pengotor pada minyak nilam.

"Distilasi molekuler pada suhu 1100C-1600C dengan tekanan vakum 0,002 atm menggunakan Rotary Vacumm Evaporator (RVE) dipilih sebagai salah satu teknologi proses pemurnian minyak nilam yang efektif untuk menghasilkan fraksi ringan, fraksi berat dan residu minyak nilam,” kata Syaifullah.

Dia mengatakan, melalui distilasi molekuler yang telah dilakukan, memungkinkan para Usaha Menengah dan Kecil Menengah (UMKM), khususnya di Aceh. Mereka berpeluang menjadi wirausaha dari berbagai produk akhir berbahan dasar minyak nilam Aceh.

Saat ini, sambung dia, terdapat terdapat sekitar 45 UMKM yang membuat produksi dari turunan nilam sebagai teknologi utama produk.

“Pelaku bisnis UMKM tersebut juga telah terlatih dan menjadi pelaku usaha di Aceh. Kehadiran banyak pelaku UMKM juga meningkatkan kebutuhan minyak nilam di Aceh dan hilirisasinya juga sudah membentuk ekosistem minyak nilam baru yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Syaifullah.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

HUT ke-497 Kota Jakarta

Minggu, 19 Mei 2024 | 14:01

Alami Demam Tinggi, Raja Salman Kembali Jalani Pemeriksaan Medis

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:56

Aktivis Diajak Tiru Akbar Tanjung Keluar dari Zona Nyaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:54

Teater Lencana Membumikan Seni Pertunjukan Lewat "Ruang Tunggu"

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:36

Bamsoet Ungkit Lagi Cerita Pilu Golkar saat Dipimpin Akbar Tanjung

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:26

Alumni Usakti Didorong Berperan Membangun Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:12

Diserang Rusia, 9.907 Warga Ukraina Ngacir dari Kharkiv

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Banyak Guru Terjerat Pinjol Imbas Kesejahteraan Minim

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Wantim Golkar DKI Pamer Zaki Bangun 29 Stadion Mini di Tangerang

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:39

Prabowo-Gibran Diyakini Bawa Indonesia Jadi Macan Asia

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:26

Selengkapnya