Wakil Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Fajar Wirawan Harijo saat membuka Pavilliun Indonesia di Anuga Food Fair 2023, Berlin/Ist
Keikutsertaan Indonesia dalam pameran makanan terbesar di dunia, ANUGA Food Fair 2023, mendapatkan respon positif dengan menghasilkan transaksi senilai Rp 44,4 miliar.
Pameran yang diselenggarakan di Jerman pada 7-11 Oktober itu merupakan pameran dwitahunan produk makanan dan minuman yang diikuti oleh hampir 8000 perusahaan multinasional, dan dikunjungi lebih dari 170.000 pebisnis dari sedikitnya 150 negara.
Keikutsertaan Indonesia adalah atas hasil kolaborasi dari KBRI Berlin dengan Kementerian Perdagangan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Dalam kesempatan itu Paviliun Indonesia menjajarkan produk mie instan, minuman instan, kudapan, permen jahe, ikan kemasan kaleng, buah-buahan kemasan kaleng, produk dairy, saus, hingga kacang-kacangan.
Dalam kegiatan tersebut, Wakil Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Fajar Wirawan Harijo, ikut hadir serta mengapresiasi kontribusi Indonesia dalam acara pameran makanan besar itu.
“Keikutsertaan Indonesia pada pameran produk makanan dan minuman terbesar di dunia semakin memperkuat dan mempertegas upaya promosi produk unggulan makanan dan minuman Indonesia,” kata Fajar dalam rilis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL. Selain memamerkan makanan khas dalam negeri, juga dipamerkan produk kacang-kacangan organik Indonesia “East Forest Kenari Nuts” milik PT Kawanasi Sehat Dasacatur yang dikabarkan mendapat penghargaan Top Innovation 2023 pada Anuga Taste Innovation Show.
Sejauh ini, menurut catatan dari Statistisches Bundesamt (Badan Pusat Statistik Federal) Jerman, nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Jerman pada periode Januari-Juni 2023 tercatat sebesar 4,32 milyar euro (Rp 71 triliun), atau naik 9,6 persen dari hanya 3,94 miliar euro pada periode yang sama tahun 2022, dengan nilai ekspor ke Jerman tercatat sebesar 2,45 milyar (Rp 40 triliun).
Adapun sejumlah produk Indonesia menempati urutan teratas yang diminati oleh konsumen Jerman mencakup alas kaki, tinta printer, minyak olahan kelapa, konsentrat tembaga, pakaian, dan peralatan musik elektrik, mesin pencetak, dan pakaian jadi.
Oleh karena itu, potensi ekspor produk makanan dan minuman di Indonesia masih terus bertumbuh dan semakin diminati oleh pasar Jerman, serta wilayah regional di sekitarnya.