Ilustrasi konflik Israel dan Palestina/Net

Publika

Menilik Dampak Konflik Hamas dan Israel

OLEH: IRJEN (PURN) HAMIDIN*
SELASA, 17 OKTOBER 2023 | 19:59 WIB

Penyebaran asa derita dan perjuangan merangsang kekerasan baru

Wakil Pimpinan Kelompok Hizbullah Naim Qassem pada hari Jumat 13 Oktober 2023 lalu menegaskan bahwa kelompok mereka tidak akan terpengaruh oleh seruan berbagai pihak agar mereka tetap pada posisi netral menghadapi situasi konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

Alih alih netral Sang Wakil pimpinan justru menegaskan bahwa kelompok pasukan mereka telah siap berkontribusi dalam pertempuran Hamas dan Israel.  

"Berbagai seruan di balik layar yang dilakukan oleh negara-negara besar seperti negara-negara Arab, utusan PBB, baik yang secara langsung dan tidak langsung yang meminta kami untuk tidak  ikut campur tidak akan mempengaruhi kami sama sekali" kata wakil pimpinan Hisbulah tersebut  kepada para pendukung yang telah berkumpul di pinggiran selatan Beirut untuk  melakukan unjuk rasa. Masih kata sang wakil, "Hizbullah mengetahui tugasnya dengan sangat baik. Kami siap, sangat siap, dan sepenuhnya siap,”.
 
Kelompok ini telah beberapa kali bentrok dengan Israel dan telah pula melintasi perbatasan Lebanon dalam seminggu terakhir.  Ini adalah  konfrontasi paling mematikan sejak mereka pernah berperang selama sebulan pada tahun 2006 lalu. Peluncuran roket dan penembakan lintas perbatasan berkali kali terjadi pasca serangan yang dilakukan oleh faksi Palestina, Hamas, terhadap kota-kota di Israel.  pemboman balasan oleh Israelpun semakin masif di Jalur Gaza.  Menurut sebuah sumber jaringan informasi dikatakan bahwa Hizbullah saat ini sedang merancang tindakan terbatas.

Amerika terdampak dan waspada


Sejak Hamas menginvasi Israel seminggu yang lalu Amerika sebagai sebuah negara maju dan besar juga mengalami dampak dan telah meningkatkan kewaspadaannya. Hal ini disampaikan oleh Direktur FBI Christopher Wray bersama para pejabat FBI pada hari Minggu 15 oktober 2023 lalu - dalam sebuah konferensi telepon yang jarang sekali mereka lakukan kepada para wartawan dia mengatakan bahwa, “Ancaman ini terus berlanjut dan faktanya gambaran ancaman ini terus berkembang,” kata Wray.  

“Di AS, kami tidak dapat mengabaikan kemungkinan bahwa Hamas atau organisasi teroris lainnya dapat mengeksploitasi konflik untuk meminta pendukung mereka melakukan serangan di wilayah kami.”  ditambahkan bahwa, "orang Yahudi dan Muslim, serta institusi dan rumah ibadah telah diancam di AS" ditegaskan juga kepada wartawan bahwa biro mereka  telah bergerak cepat untuk mengurangi berbagai ancaman tersebut.  

Wray  dalam pidatonya pada hari Sabtu 14 oktober 2023 di hadapan Asosiasi Kepala Polisi Internasional juga menyampaikan catatan peningkatan laporan ancaman dan secara khusus memperingatkan bahwa “kita harus waspada terhadap pelaku aktor tunggal "

Bagaimana dengan di negara Indonesia

Sebagai negara berpenduduk mayoritas beragama Islam tentu kita turut prihatin dengan berbagai berita di media tentang derita yang dialami masyarakat Plestina. Doa sympati dan empati layak kita kumandangkan terhadap para korban kekerasan di Palestina maupun di Israel, terlebih demi terciptanya perdamaian dunia.

Kita juga harus waspada dengan upaya memecah belah, dan menciptakan sekat sekat pendikotomian suku ras, terlebih isu sentimen agama yang sangat rentan menjadi pemicu konflik. Marilah kita konsentrasi membangun bangsa menuju bangsa yang besar dan bermatrabat. Janganlah isu Palestina Israel dikaitkan dengan isu radikalisme dan terorisme. Percayakan pada kemampuan negara bahwa negara mampu menjaga keamanan kita semua. Negara mampu menggalang dan mencegah solidaritas sempit dalam kemajemukan yang dapat menjadi triger intoleransi radikalisasi dan kekerasan.

Coba menoleh ke belakang, sudah ratusan tahanan kekerasan terorisme dengan berbagai tingkatan hukuman dari hukuman mati sampai hukuman teringan. Berbagai program yang dilakukan pemerintah mulai dari pencegahan, kontra radikalisasi, deradikalisasi, dan rehabilitasi yang efektif dan telah mampu mengembalikan banyak tokoh-tokoh sentral dari generasi 1 sampai generasi ke empat radikalis terorisme yang justru menjadi leading pencegahan radikalisme dan intoleransi di Republik yang kita cintai saat ini. Ayo kita songsong Indonesia emas - Indonesia maju dalam kancah persaingan global. rmol.id

*Penulis merupakan purnawirawan jenderal bintang dua polisi

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya