Berita

Ilustrasi Foro/RMOL

Politik

Soroti Persoalan Pemilu 2024, Ini 6 Catatan PB PMII untuk Penyelenggara

MINGGU, 15 OKTOBER 2023 | 23:11 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Penyelenggaraan Pemilu serentak 2024 yang tersisa 122 hari jelang pencoblosan, ternyata masih menyisakan catatan kritis dari kelompok mahasiswa.

Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mencatat 6 indikator permasalahan pelaksanaan Pemilu Serentak 2024.

"Indikator pertama asas penyelenggara pemilu yang tidak profesional dan transparan," ujar Koordinator Nasional (Kornas) Pemantau Pemilu Koornas Pemantau Pemilu PB PMII, Hasnu Ibrahim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/10).


Indikator selanjutnya, disebutkan Hasnu yaitu  regulasi teknis pelaksanaan pemilu yang buruk; manajemen internal kelembagaan penyelenggara pemilu yang penuh koruptif, kolusi, nepotisme dan koncoisme; hingga keterbukaan informasi publik yang sangat terbatas dan cenderung tertutup.

"Serta sosialisasi penyelenggaraan pemilu yang mengutamakan mobilisasi minim partisipasi; pola relasi dan koordinasi antar sesama lembaga pemilu yang buruk dan mengejar teknisi; juga pola relasi dan koordinasi dengan publik yang sangat tertutup," sambungnya memaparkan.

Menurut Hasnu, pemilu merupakan momentum penting bagi rakyat untuk melahirkan kepemimpinan publik yang mapan secara gagasan, visi misi, dan aksi nyata dalam memberikan garansi terhadap kualitas dan profesionalitas penyelenggaraan dan pelaksanaan pemilu.

"Gejala paling fatal dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang yakni menguatnya dinasti politik, dan konflik kepentingan dan intervensi parpol peserta pemilu terhadap penyelenggara pemilu," tuturnya.

Yang paling fatal, menurut Hasnu adalah kemandirian penyelenggara Pemilu yang tak lagi dapat ditegakkan. Pasalnya, dia memperhatikan pembentukan peraturan teknis pemilu oleh KPU cenderung menuruti maunya parpol yang duduk di parlemen.

"Diduga kuat terdapat penyelundupan pasal-pasal tertentu untuk kepentingan kelompok kuat modal dan kuat kuasa. Contohnya soal keterwakilan perempuan dan aturan mantan napi korupsi nyaleg," jelasnya.

Parahnya lagi, tegas Hasnu, anggaran keuangan negara untuk sukses pemilu 2024 mendatang yang nilainya mencapai puluhan triliunan rupiah, justri belum berbanding lurus dengan kualitas proses, kualitas  pelaksanaan dan kualitas hasil menuju Pemilu 2024.

"Publik harus mengawasi secara ketat menjelang pemilu 2024 yang mengarusutamakan kepentingan rakyat Indonesia," pungkas Hasnu.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya