Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra/Net
Dua nama ketua umum partai koalisi bisa saja menjadi kuda hitam yang akan menduduki posisi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto. Terlebih jika Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka gagal diusung.
Kedua nama itu adalah Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Yusril merupakan nama yang patut dipertimbangkan Prabowo. Pasalnya, mantan Menkumham itu bisa melengkapi dari sisi administrasi negara dan hukum.
"Ia juga memiliki pengalaman mendampingi presiden sejak masa Soeharto. Jadi menurut saya, Yusril akan lengkap bila kemudian dipilih oleh Prabowo sebagai cawapres," katanya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (13/10).
"Namun ada kondisi yang patut dipertimbangkan, catatannya jika 3 unggulan kandidat cawapres teratas (Gibran, Khofifah dan Erick Thohir) akhirnya tidak dipilih oleh Prabowo,” sambung pria yang akrab disapa Hensat itu.
Selain Yusril, ada juga nama Airlangga Hartarto. Menko Perekonomian tersebut, kata Hensat, memiliki kekuatan dari segi ekonomi dan memiliki kendaraan partai yang besar.
“Dengan begitu, Prabowo tinggal memilih siapa yang tepat mendampinginya,” ujar founder lembaga survei Kedaikopi ini.