Survei Poltracking Indonesia yang digelar pada 25 September-1 Oktober 2023 terkait peta cawapres 2024 di Jawa Timur/Repro
Bursa calon wakil presiden 2024 pilihan masyarakat Jawa Timur terhadap sejumlah nama yang beredar masih cukup ketat.
Merujuk survei Poltracking Indonesia periode 25 September-1 Oktober 2023 bertajuk "Peta Kekuatan Elektoral Capres-Cawapres di Provinsi Penentu dan Terpadat Kedua Jawa Timur", masing-masing nama yang disurvei memiliki margin persentase keterpilihan cukup dekat.
Simulasi 11 nama cawapres, posisi pertama ada Menteri BUMN, Erick Thohir dengan 19,8 persen. Posisi kedua ada Menko Polhukam, Mahfud MD dengan 15,2 persen.
Sementara posisi ketiga ada Ketum PKB yang juga bakal cawapres Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan 14,7 persen, keempat ada Khofifah Indar Parawansa dengan dipilih 13,7 persen dan posisi kelima ada Ridwan Kamil dengan 6,8 persen.
Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi mengatakan, persentase jarak keterpilihan antar kandidat bakal cawapres tersebut masih berada di bawah
margin of error survei yang mencapai 3,1 persen.
"Angka-angka ini (selisih elektoral tiap nama) di bawah
margin, kecuali Erick Thohir. Artinya masih ketat," kata Arya Budi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/10).
Arya lantas menyoroti sosok Erick Thohir lebih banyak dipilih responden dibanding tokoh-tokoh yang terkenal memiliki basis pendukung di Jatim, salah satunya Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Setidaknya, ada tiga alasan Khofifah berada di bawah Erick dan nama lain seperti Mahfud MD dan Cak Imin.
Pertama, Khofifah masih irit berbicara terkait pencalonan sebagai cawapres, sehingga publik menilai belum ada kepastian. Sementara Erick Thohir sudah banyak didorong sebagai cawapres.
Kedua, elektabilitas Erick Thohir tinggi di Jatim karena sudah masuk ke dalam radar para capres.
Ketiga, Erick menduduki jabatan yang banyak disorot publik, mulai dari Menteri BUMN hingga Ketua Umum PSSI.
“'Partai sepak bola' adalah yang salah satu paling kuat. Alasan lain, Erick juga dekat dengan NU. Survei kami juga menunjukkan, pemilih yang merasa dekat dengan NU sangat tinggi, yaitu 80 persen," demikian Arya Budi.