Berita

Pasukan Bela Diri Jepang/Net

Dunia

Tidak Bisa Dibanggakan, Banyak Pemuda Jepang Enggan Jadi Tentara

RABU, 11 OKTOBER 2023 | 20:37 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang meningkatkan belanja pertahanan secara besar-besaran karena khawatir dengan ancaman China dan uji coba rudal Korea Utara.

Namun negara yang tengah menghadapi krisis populasi itu dilaporkan tengah kesulitan menarik banyak pemuda untuk bergabung menjadi bagian dari Pasukan Bela Diri.

Jepang mengalami penurunan jumlah tentara yang cukup signifikan setiap tahunnya.

Mengutip The Defense Post pada Rabu (11/10), penurunan terdeteksi sejak tahun 1990, ketika tentara mereka berkurang lebih dari tujuh persen menjadi di bawah 230 ribu.

Pada tahun 2022, jumlah yang bergabung dengan tentara kurang dari 4.000 orang, yang berarti lebih dari separuh targetnya.

Laporan itu menyebut salah satu alasan mengapa pemuda Jepang cenderung menghindari pekerjaan sebagai tentara adalah karena rasa malu.  

Mantan tentara penerjun payung, Yuichi Kimura (45) yang kini menjalankan sebuah perusahaan mengaku tidak bangga lagi saat mengungkap profesinya dulu.

"Saya malu untuk mengatakan bahwa saya adalah anggota Pasukan Bela Diri. Itu sama sekali tidak membuat saya bangga,” ungkapnya.

Kimura menambahkan, gaji yang ditawarkan rendah dan ambisi yang dimiliki pihak angkatan bersenjata juga kurang. Karena sejak Perang Dunia Kedua berakhir, pertahanan Jepang dipersiapkan untuk tindakan defensif yang sejalan dengan konstitusi mereka.

Media lokal bahkan menyebut bahwa saat ini syarat perekrutan tentara Jepang telah menurun, termasuk dalam hal tes psikologi.

"Jepang merekrut siapa saja karena tidak ada yang memperkirakan akan terjadi konflik bersenjata,” ungkap laporan tersebut.

Dalam upaya untuk menghentikan penurunan tersebut, pada tahun 2018 Jepang meningkatkan usia maksimum tentara baru menjadi 32 tahun dari 26 tahun.

Bahkan calon tentara yang memiliki tato yang diasosiasikan dengan gangster “yakuza” masih bisa dipertimbangkan.

Tidak sampai di situ, Jepang juga bertujuan meningkatkan proporsi tentara perempuan pada tahun 2030 menjadi 13 persen, dari sembilan persen saat ini.

Kendati demikian, menurut profesor sosiologi militer dan sosiologi gender di Universitas Hitotsubashi, Fumika Sato, militer adalah zona yang tidak aman untuk perempuan di sana, banyak kesenjangan dan pelecehan seksual.

"Tentara adalah lingkungan yang kondusif terhadap pelecehan dan kekerasan seksual,” kata Sato.

Selama setahun terakhir, tentara Jepang diguncang oleh serangkaian laporan kekerasan seksual yang merusak di dalam jajarannya.

Ini dimulai ketika mantan tentara Rina Gonoi mengumumkan tuduhan pelecehan seksual yang menarik perhatian besar.

Tidak ada bukti konkret mengenai kaitan ini, namun hingga bulan Maret 2023, jumlah rekrutmen perempuan turun 12 persen, dibandingkan sebelumnya meningkat setiap tahun sejak tahun 2017.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya