Pemerintah Israel berencana memberikan asuransi risiko perang bagi maskapai penerbangan Israel, menyusul eskalasi konflik yang meningkat antara kelompok militan Hamas dan Israel.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (10/10), Komite Keuangan Parlemen Israel mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan pada Kamis (12/10) untuk membahas rencana pemberian jaminan negara kepada maskapai penerbangan Israel.
Pembahasan tersebut muncul setelah beberapa perusahaan asuransi yang melindungi maskapai penerbangan seperti El Al Airlines, Israir, dan Arkia, telah mengindikasikan bahwa ketentuan dalam polis asuransi mereka kemungkinan akan membatalkan polis asuransi dalam waktu tujuh hari ke depan, jika kondisi risiko perang terus berlanjut.
Untuk menjaga kelancaran penerbangan dan mengatasi ketidakpastian tersebut, pemerintah Israel telah mengajukan permohonan kepada Komite Keuangan Parlemen untuk menyediakan jaminan negara sebesar 5 miliar dolar (Rp 78 triliun) kepada perusahaan asuransi.
Mengutip
Reuters, Rabu (11/10), dana ini nantinya akan digunakan untuk menutupi kewajiban dan biaya terkait dengan kebijakan risiko perang.
Mengingat urgensi dan sensitivitas isu ini, akuntan jenderal Israel sendiri telah mengusulkan agar pembahasan di dalam komite diselenggarakan dengan tingkat kerahasiaan tinggi.
Meskipun banyak maskapai penerbangan internasional yang membatalkan penerbangan mereka ke Tel Aviv akibat situasi yang memanas, tiga maskapai penerbangan Israel, termasuk El Al Airlines, Israir, dan Arkia, tetap melanjutkan operasi penerbangan mereka, di mana mereka juga telah meningkatkan penerbangan khusus untuk membawa pulang warga Israel yang terdampar di luar negeri, beberapa di antaranya kembali sebagai anggota cadangan di militer.