Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Israel-Hamas Memanas, Investor Kocar Kacir Buru Mata Uang Safe Haven

RABU, 11 OKTOBER 2023 | 10:57 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Konflik geopolitik yang terus memanas antara Israel dan kelompok militan Hamas telah mendorong investor untuk mencari perlindungan dengan memburu aset yang memiliki nilai lindung yang tinggi (safe haven).

Dolar Amerika (USD) dan yen Jepang (JOY) menjadi salah satu safe haven yang dipilih para investor tersebut di tengah kekalutan global.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, mengatakan pihaknya akan mengawal ketat USD dan JPY selama pekan ini akibat konflik yang meletus pada akhir pekan lalu.


Menurutnya, pasar kini sedang mengalami sentimen risk off, sehingga banyak yang memburu mata uang safe haven.

“Dolar AS dan Yen Jepang, keduanya masih dipandang oleh banyak orang sebagai mata uang safe-haven,” ujar Sutopo, seperti dikutip dari Kontan.

Konflik di Timur Tengah yang meletus, menurut Sutopo telah menyebabkan lonjakan volatilitas di pasar saham Asia untuk beberapa komoditas berisiko seperti emas, minyak dan indeks saham.

Para investor kini tengah diselimuti kekhawatiran bahwa Israel akan memberikan respons yang keras, yang memicu konflik berkepanjangan di Timur Tengah.

Untuk itu para pedagang di pasar valuta asing mencari perlindungan pada mata uang safe haven seperti dolar AS dan Yen Jepang. Sementara investor obligasi berbondong-bondong beralih ke surat berharga Eropa.

Meski begitu, Sutopo memperingatkan bahwa pelaku pasar perlu mencermati data penting mengenai ekonomi AS dan Jepang di pekan ini sebelum memburu mata uang tersebut.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya