Anggota Komisi I DPR, Fadli Zon/Net
Kekerasan Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza menjadi momentum PBB untuk mengintrospeksi diri. Begitu juga dengan seluruh lembaga internasional dalam melihat konflik dua negara itu yang tak kunjung usai hingga kini.
“Ini momentum bagi PBB untuk melihat apakah sudah secara adil dalam menangani konflik Palestina Israel,” kata Anggota Komisi I DPR, Fadli Zon lewat keterangan tertulis di Jakarta, Senin (9/10).
Selain itu, kata Fadli Zon, peristiwa di Palestina beberapa hari terakhir ini juga sebagai momentum bagi bangsa Palestina untuk bersatu.
Hal itu juga membuktikan bahwa normalisasi dengan Israel ternyata tidak meredakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Ini momentum bagi kita semua, untuk melihat akar masalah konflik tersebut, yaitu penjajahan dan kekerasan Israel, serta lemahnya penegakkan hukum internasional di sana. Yang paling mendesak adalah, ini momentum mencabut isolasi dan blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung sejak 2006,” ujar Fadli Zon.
Wakil Presiden the League of Parliamentarians for Al Quds (Liga Parlemen Dunia untuk Palestina) itu menyayangkan respon beberapa negara Barat yang cenderung berpihak ke Israel.
“Respon yang ditunjukkan beberapa negara besar seperti AS dan Inggris sangat pro Israel. Ini tentu saja tak akan menyelesaikan akar masalah,” tegasnya.
Dia menyarankan seluruh negara, jika ingin meredam ketegangan di Palestina, maka harus bersikap objektif dan adil dalam melihat konflik Israel.
“Jika ingin menurunkan tensi konflik di sana, negara-negara besar harus bersikap adil dan netral,” tegasnya lagi.
Pada sisi lain, Fadli Zon menyampaikan bahwa DPR selalu menyuarakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina di berbagai forum parlemen.
“Kita akan terus memberikan dukungan kepada Palestina, termasuk di Sidang Umum Parlemen Dunia di Luanda, Angola, 23 Oktober mendatang. Kita akan meminta dunia bersikap adil dan objektif terhadap bangsa Palestina,” pungkas Fadli Zon.