Bank bjb melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman mengenai Sinergi Bisnis dengan PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (bank Maluku Malut), bertempat di Gedung Kantor bank bjb di Jakarta, Selasa (4/10)/Ist
Bank bjb kembali memperkuat sinergi bisnisnya sesama Bank Pembangunan Daerah (BPD). Setelah Bank Bengkulu dan Bank Sultra, paling anyar, bank bjb melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman mengenai Sinergi Bisnis dengan PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (bank Maluku Malut), bertempat di Gedung Kantor bank bjb di Jakarta, Selasa (4/10).
Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dilakukan oleh Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi dengan Direktur Utama Bank Maluku Malut, Syahrisal Imbar, yang juga disaksikan oleh Nia Kania selaku Direktur Keuangan bank bjb dan H. Nadjib Bachmid selaku Komisaris Utama Bank Maluku Malut. Kerjasama Sinergi Bisnis tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan struktur Kelompok Usaha Bersama (KUB) bank bjb bersama Bank Maluku dan Maluku Utara.
"Sinergi bisnis KUB dilakukan berdasarkan kesamaan visi kedua belah pihak untuk memajukan ekonomi nasional melalui penguatan fundamental bisnis bank," kata Yuddy dikutip Minggu (8/10).
Melalui skema KUB, bank bjb selaku induk usaha akan turut mendukung kebutuhan likuiditas dan permodalan dari anggota KUB-nya dalam memenuhi kebutuhan pertumbuhan bisnisnya, terlebih melihat potensi ekonomi Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara yang tinggi, dimana mampu tumbuh 5,18% year on year dan 23,89% year on year pada triwulan II tahun 2023 lalu. Melalui penguatan BPD, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat semakin dirasakan oleh masyarakat di daerahnya.
Pada tahap selanjutnya, akan dibahas proses sebagaimana dipersyaratkan dalam rangka pelaksanaan KUB tersebut. Dengan pengalaman proses KUB dengan Bank Bengkulu yang saat ini sudah mencapai tahap akhir, proses KUB dengan Bank Maluku Malut ini diharapkan dapat berjalan lebih singkat. Yuddy menegaskan bank bjb selalu siap bersinergi dan kolaborasi meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan pemerintah daerah dengan semangat saling memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.
"Misalnya pada proses KUB yang sudah berjalan dengan Bank Bengkulu, sudah dilakukan berbagai kerjasama bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak. Diawali oleh kerjasama BI Fast, setelah itu dilakukan akselerasi berbagai sinergi bisnis lainnya, terutama layanan e-tax, digitalisasi dan pembiayaan sindikasi," kata Yuddy.
Menurut Yuddy, kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD dalam melakukan inovasi dan transformasi agar bisa bersaing di industri perbankan. Bank bjb yang telah sarat pengalaman dalam melakukan berbagai langkah strategis serta menjadi pionir berbagai aksi korporasi BPD, dapat berbagi pengalaman tersebut kepada sesama BPD untuk tumbuh kembang dan besar bersama.
Kolaborasi melalui KUB ini juga masih dapat bertambah luas, dimana bank bjb masih membuka peluang kerjasama dengan BPD lain di Indonesia, dengan prinsip untuk kemajuan bersama serta saling menguntungkan. Apabila proses KUB ini berjalan dengan lancar, maka struktur KUB bank bjb akan terdiri dari 4 bank, yaitu bank bjb syariah, Bank Bengkulu, Bank Sultra dan Bank Maluku Malut, dengan jaringan yang tersebar dari Indonesia bagian Barat sampai Indonesia bagian Timur.
BPD sendiri secara grup perbankan, memiliki potensi yang besar. Dengan total aset sebesar Rp936,1 triliun, BPD yang solid dapat menjadi salah satu kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, bersanding dengan perbankan besar lainnya.
Sebagai tambahan informasi, bank bjb sendiri merupakan BPD terbesar di Indonesia dengan infrastruktur yang mumpuni sehingga infrastruktur tersebut dapat dimanfaatkan oleh anggota KUB-nya secara bersama sama. bank bjb juga telah memiliki infrastruktur IT yang mumpuni.
Kemudian, bank bjb juga memiliki bjb University yang merupakan Corporate University bank bjb, yang dapat dipergunakan untuk pengembangan SDM bersama. Dengan menjadi anggota KUB bank bjb, tentunya dapat memanfaatkan hal-hal tersebut secara bersama-sama untuk pengembangan bisnis model, efisiensi capex, sekaligus mengakselerasi bisnisnya.