Berita

Bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto/Ist

Politik

Ketimbang Berduet pada Pilpres 2024, Prabowo Disarankan Berduel dengan Ganjar

KAMIS, 05 OKTOBER 2023 | 19:30 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kompromi politik untuk menyatukan kubu Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan Koalisi PDI Perjuangan bukan hal yang disarankan untuk dilakoni bakal calon presiden (Bacapres) Prabowo Subianto. Karena hal itu justru berpotensi menjadi kekalahan ketiga kalinya pada Pilpres 2024.

Menurut Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an, tidak tepat jika Prabowo berusaha menggaet Ganjar Pranowo yang sudah diusung PDIP sebagai Bacapres. Sebab, dia sudah dua kali kalah Pilpres lantaran tidak menguasai ceruk suara di Jawa Timur.

"Dua kali Pilpres, 2014 dan 2019, Prabowo kalah di Jawa Timur. Dan menurut saya, sekarang Prabowo harus menentukan pilihan siapa Cawapres dari tokoh NU. Kalau enggak tokoh NU, paling tidak adalah tokoh yang punya irisan dengan NU," tutur Ali kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/10).

Ditambahkan Ali, Prabowo berpotensi kalah jika maju Pilpres 2024 bersama Ganjar. Karena, Anies Baswedan yang diusung sebagai Bacapres oleh Koalisi Perubahan telah menggaet Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang punya basis suara cukup kuat di kalangan NU Jawa Timur.

"Kalau Ganjar dan Prabowo berduet, itu kemungkinan kecil ya, karena kedua-duanya punya kesempatan, punya potensi yang sama bisa memenangkan pertarungan Pilpres," ujar kandidat doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia itu.

Maka dari itu, Ali memandang yang lebih realistis bagi Prabowo adalah bertarung habis-habisan melawan Ganjar, dan memilih tokoh NU sebagai Bacawapres.

"Karena secara statistik kan sebenarnya antara Prabowo dan Ganjar sama, tidak ada yang unggul dominan. Kalau untuk berduet itu kecil kemungkinannya. Tapi, berduel yang besar kemungkinan antara dua capres itu. Jadi berduel, bukan berduet," demikian Ali. 

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya