Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Kekurangan Dolar, Perusahaan Multinasional di Pakistan Sulit Repatriasi Laba

KAMIS, 05 OKTOBER 2023 | 18:29 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kekurangan dolar telah membuat perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Pakistan kesulitan melakukan repatriasi laba.

Hal itu diungkap kamar dagang yang mewakili perusahaan multinasional yang berbasis di Karachi dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat Bloomberg pada Kamis (5/10).

Disebutkan bahwa pendapatan sekitar 1-2 miliar dolar AS (Rp 15,6-31,2 triliun milik perusahaan besar seperti NestlĂ© SA, Unilever Plc, dan Philip Morris saat ini masih terjebak di  di bank-bank Pakistan selama hampir 18 bulan.  

Kepala penasihat di Vector Securities Pvt, Suleman Rafiq Maniya mengatakan bahwa tidak hanya kesulitan memindahkan uang, kekurangan dolar juga memukul keras banyak industri lokal, seperti maskapai-maskapai penerbangan menghadapi masalah arus kas.  

"Pakistan pernah menghadapi masalah ini di masa lalu tetapi tidak pernah sebesar ini," ungkap Maniya.

Menurut Bank Sentral Pakistan, repatriasi laba dan dividen turun sebanyak 88 persen menjadi AS (Rp 5,1 triliun) dalam tahun fiskal yang berakhir pada bulan Juni.

Perusahaan-perusahaan berusaha mengatasi kelangkaan dolar dengan mencari bank-bank yang memiliki akses ke mata uang tersebut atau mengalirkan uang kembali ke operasi mereka di Pakistan.

Bank sentral juga memberikan pilihan agar perusahan menginvestasikan keuntungan mereka dalam surat berharga pemerintah, sehingga uang tidak menganggur dan memberikan pengembalian yang mendekati rekor suku bunga sekitar 22 persen.

Dalam dua tahun terakhir, nilai rupee Pakistan juga telah anjlok 42 persen, yang berarti setiap perusahaan yang dipaksa untuk menyimpan keuntungan di negara ini merugi.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya