HILANG kontak, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo belum tentu karena kabar ia segera tersangka KPK. Belum tentu. Tapi, Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi kepada pers, Selasa (2/10) mengatakan, ia memang hilang kontak dengan Syahrul.
“Keberadaan Pak menteri memang terus kami cari. Tapi sampai hari ini memang belum ada kabar, berada di mana beliau,” kata Harvick.
Dijelaskan, kabar terakhir dari Syahrul adalah ia bersama rombongan mengadakan kunjungan kerja di Spanyol. Tapi, semua anggota rombongan sudah pulang ke Indonesia. Dan, para anggota rombongan juga tidak tahu keberadaan Syahrul.
Harvick: “Pak Menteri melakukan kunjungan kerja ke Spanyol dan Italia pada akhir September 2023. Beberapa pejabat eselon I dan II Kementan ikut dalam kunjungan itu.
Menjelang pulang ke Indonesia, tiket pesawat rombongan terpisah-pisah. Tidak berkumpul menyatu, sebab keterbatasan tiket pesawat. Akibatnya mereka terpencar. Jadi, Syahrul tidak dengan sengaja menghilang seperti diberitakan media massa.
Ditanya wartawan, apakah Syahrul berusaha kabur karena tahu akan ditetapkan tersangka korupsi oleh KPK?
Harvick: "Wah…. Insyaallah sih enggak kabur, ya. Mudah-mudahan. Kita doakan bersama-sama agar bisa selesai. Insyaallah.”
Tentunya, itu pertanyaan yang sulit dijawab Harvick. Dari sisi struktur jabatan, ia harus mengamankan diri dengan jawaban yang membuat posisinya aman. Pada kenyataan, Syahrul memang sulit ia hubungi, atau kehilangan kontak.
Dari sisi logika, Syahrul bisa diduga kabur. Karena ia sudah pernah diperiksa KPK sebagai saksi. Pun, kantor dan rumah dinasnya digeledah KPK dan ditemukan uang puluhan miliar rupiah dalam mata uang asing. Juga ditemukan 12 pucuk senjata api, yang sudah diserahkan KPK ke Polri.
Sehingga semestinya ia selalu rutin kontak, menghubungi anak buah untuk mengabarkan keberadaannya. Supaya tidak dianggap kabur. Anak buah yang paling dekat dengan Syahrul adalah Harvick.
Tapi, dari sisi kelaziman, sangat kecil kemungkinan Syahrul kabur. Hampir mustahil ia kabur. Karena, belum pernah dalam sejarah Indonesia ada menteri kabur akibat bakal jadi tersangka korupsi.
Harvick mengatakan, Kementerian Pertanian belum melapor ke pihak berwajib tentang hilangnya Syahrul. Karena, Harvick yakin bahwa pihak berwajib telah bergerak melakukan pencarian, seandainya benar bahwa Syahrul tersangka korupsi.
Tapi, Syahrul sampai Selasa (3/10) belum di Indonesia. Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim kepada wartawan, Selasa, 3 Oktober 2023, mengatakan, Syahrul Yasin Limpo berangkat ke luar negeri sejak 24 September 2023.
Sylmi: "Tanggal 24 September 2023 beliau meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta. Menuju Roma, Italia, seusai transit di Doha, Qatar."
"Kemudian direncanakan beliau kembali ke tanah air tanggal 30 September 2023. Dan, tiba di Indonesia tanggal 1 Oktober 2023. Tapi sampai sekarang sudah kita cek, belum termonitor di sistem bahwa yang bersangkutan masuk Indonesia. Belum ada."
Soal status Syahrul tersangka, belum diumumkan resmi KPK. Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu pernah menyampaikan bahwa ada tiga klaster dugaan korupsi di Kementan yang tengah didalami KPK. Tapi nama-nama tersangka belum diumumkan.
Sedangkan, Juru Bicara KPK, Ali Fikri, kepada wartawan, Senin (2/10) mengatakan, sudah ada tersangka di perkara itu. Tapi identitas tersangka belum bisa diumumkan.
Ali: “Identitas para tersangka nanti diumumkan pada saatnya, kalau proses penyidikan cukup, pasti akan kami umumkan ke publik. Termasuk konstruksi secara utuh juga.”
Sebaliknya, media massa seperti tidak sabar menunggu penetapan tersangka perkara itu. Maklum, jika KPK sudah menyatakan, ada beberapa tersangka di perkara itu, mestinya identitas para tersangka segera diumumkan. Kalau terlalu lama dibiarkan mengambang, wartawan khawatir perkaranya ‘masuk angin’. Atau menimbulkan aneka spekulasi liar.
Wartawan menulis: “Sumber orang dalam KPK sudah menyatakan, yang bersangkutan (Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo) tersangka. Tinggal diumumkan saja.”
Syahrul diperiksa KPK sebagai saksi korupsi di Kementan pada Senin, 19 Juni 2023. Ia diperiksa di Gedung lama KPK Jakarta. Walaupun, sebelumnya ia sudah dua kali tidak menghadiri panggilan KPK untuk diperiksa. Barulah pada panggilan ke tiga ia hadir.
Waktu itu, Syahrul kepada wartawan menjelaskan, mengapa ia dua kali panggilan KPK tidak hadir. Katanya, karena ada urusan kenegaraan.
Syahrul: “Yang terakhir, saya harus ke India dalam forum G20 dan banyak pertemuan yang harus saya lakukan atas nama negara.” Ia menjawab pertanyaan dua kali tidak hadir, tapi jawaban Syahrul untuk yang terakhir, atau panggilan ke dua.
Tapi, sangat mungkin Syahrul tidak kabur. Itu tercermin dari pernyataan Syahrul kepada wartawan, usai ia diperiksa KPK, Senin, 19 Juni 2023. Waktu itu ia mengatakan, begini:
“Saya sendiri cenderung pasrah jika memang harus melewati semua ini. Yang pasti, saya diajarkan sejak kecil oleh orang tua, bahwa apa yang saya lakukan, akan saya pertanggungjawabkan.”
Pastinya, Syahrul dididik orang tua agar bermoral baik, berakhlak baik, disiplin, tanggung jawab. Itu kesimpulan dari pernyataan Syahrul tersebut.
Sangat disayangkan, dua adik Syahrul sudah lebih dulu diadili karena korupsi. Dan, sudah dihukum penjara.
Pertama, Dewie Yasin Limpo (mantan Anggota DPR RI dari Fraksi Hanura). Dewie ditetapkan tersangka oleh KPK, ketika dia anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Hanura.
Dewie Yasin Limpo merupakan adik perempuan Syahrul Yasin Limpo diduga menerima suap 177.700 dollar Singapura terkait proyek pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai, Papua, pada 2015.
Dia diadili di Pengadilan Tipikor Jakarta. Ternyata, dugaan itu terbukti di persidangan. Terbukti secara sah dan meyakinkan.
Akhirnya, Senin 13 Juni 2016, Majelis Hakim menjatuhkan vonis hukuman terhadap Dewie dan stafnya Bambang Wahyu Hadi masing-masing divonis penjara enam tahun dan denda Rp 200 juta subsider kurungan tiga bulan karena terbukti menerima suap terkait proyek pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai, Papua.
Atas vonis itu, Dewie naik banding. Lantas, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta justru memperberat hukuman Dewie, menjadi 8 tahun penjara. Ditambahi pula, hukuman pencabutan hak memilih dan dipilih dalam jabatan publik, selama tiga tahun setelah Dewie menjalani pidana pokok.
Dia tidak kasasi, sehingga perkara inkrah. Dewie menjalani hukuman di Lapas Perempuan IIA Sungguminasa Jalan Bollangi, Desa Timbuseng, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Dewie bebas penjara pada 25 Agustus 2022.
Kedua, adik Syahrul Yasin Limpo bernama Haris Yasin Limpo. Ia ditetapkan sebagai tersangka korupsi ketika menjabat Direktur Utama PDAM Makassar pada April 2023.
Tindakan Haris terbukti merugikan negara Rp 20 miliar. Dalam perjalanan kasus ini, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tipikor Makassar menjatuhkan vonis 2 tahun 6 bulan penjara terhadap Haris, 5 September 2023 (belum lama terjadi).
Selain dijatuhkan vonis 2 tahun 6 bulan, Haris juga diharuskan untuk membayar uang pengganti sebesar Rp 1 miliar. Nilai kerugian negara Rp 20 miliar, hakim menetapkan pengembalian uang pengganti Rp 1 miliar. Alias, negara tekor Rp 19 miliar.
Haris tidak naik banding. Pasrah saja. Ia kini sedang menjalani hukuman penjara.
Betapa pun, Syahrul Yasin Limpo tidak sama dengan saudaranya. Semua manusia diciptakan Tuhan berbeda-beda. Meskipun pada saudara kandung. Bahkan, pada saudara kembar sekali pun.
Untuk membuktikan itu, tunggu saja pengumuman dari KPK. Jangan berspekulasi apa-apa, sebelum pengumuman resmi.
Penulis adalah wartawan senior