Proses evakuasi bangkai lumba-lumba di sungai di Amazon pada Senin, 2 Oktober 2023/Net
Bangkai 120 lumba-lumba ditemukan mengambang di anak sungai Amazon selama seminggu terakhir, diduga karena suhu panas dan kekeringan parah.
Mengutip Al Arabiya pada Selasa (3/10), 70 bangkai pertama muncul ke permukaan pada Kamis (28/9) ketika suhu air Danau Tefe mencapai 39 derajat Celcius, lebih dari 10 derajat lebih tinggi dari rata-rata sepanjang tahun ini.
Suhu air sempat menurun selama beberapa hari tetapi naik lagi pada Minggu (1/10), menjadi 37 C.
Kondisi tersebut membuat para ilmuwan yakin bahwa kekeringan telah membuat ratusan lumba-lumba sungai unik itu mati secara bersamaan.
"Permukaan sungai yang rendah selama kekeringan parah telah memanaskan air hingga mencapai suhu yang tidak dapat ditoleransi oleh lumba-lumba," bunyi laporan tersebut.
Di tengah bau busuk bangkai lumba-lumba, para ahli biologi dan ahli lainnya yang mengenakan pakaian pelindung diri dan masker berwarna putih melanjutkan proses evakuasi pada Senin (2/10). Mereka mengambil mamalia yang mati dari danau dan melakukan otopsi pada bangkai tersebut untuk menentukan penyebab kematian.
Selain faktor kekeringan, para ilmuwan juga sedang mempertimbangkan penyebab lain seperti infeksi bakteri yang bisa membunuh ratusan lumba-lumba tersebut.
Peneliti di lembaga lingkungan Mamiraua, Miriam Marmontel, yang berfokus pada wilayah sungai pertengahan Solimoes, memastikan bahwa jumlah lumba-lumba tewas mencapai 120 ekor.
"Kami telah mendokumentasikan 120 bangkai dalam seminggu terakhir,” ungkapnya.
Lumba-lumba sungai Amazon, sebagian besar berwarna merah jambu mencolok, adalah spesies air tawar unik yang hanya ditemukan di sungai-sungai Amerika Selatan dan merupakan salah satu dari segelintir spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia.
Siklus reproduksi yang lambat membuat populasi mereka sangat rentan terhadap ancaman.