Berita

Koordinator Nasional Pemantau Pemilu PB PMII, Hasnu Ibrahim/RMOL

Politik

PB PMII Endus Bau-bau Polarisasi di Pemilu 2024

JUMAT, 29 SEPTEMBER 2023 | 18:43 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Politik identitas yang mulai bertebaran jelang Pemilu Serentak 2024 disoroti Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII).

Koordinator Nasional Pemantau Pemilu PB PMII, Hasnu Ibrahim mengatakan, pihaknya mulai mengendus bau-bau politik identitas digunakan dalam pertarungan Pemilu.

Pasalnya, dimunculkan asumsi bahwa seolah-olah ada kekuatan yang dapat mengancam kelompok nasionalis, khususnya jelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres).


"Dalam tradisi demokrasi yang belum matang, polarisasi politik sulit terhindarkan," ujar Hasnu kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (29/9).

Dia mengungkit dampak Pilpres 2019 yang memunculkan polarisasi akibat kontestan bersama tim kampanyenya memenuhi ruang informasi publik dengan isu suku, agama, ras dan/atau antargolongan (SARA).

"Bayangkan, polarisasi politik kalau kita belajar dari pengalaman dua kali Pilpres, seperti kampanye hitam, hoax, ujaran kebencian, politisasi Identitas/politisasi SARA acap kali dipakai sebagai narasi kampanye," ucapnya mengungkit.

"Polarisasi politik seperti politisasi identitas atau politisasi SARA ini berbahaya di tengah kemajemukan bangsa Indonesia," sambung Hasnu.

Wasekjen PB PMII Bidang Politik, Hukum dan HAM tersebut menilai, politisasi pada dasarnya bukan merugikan kontestan pemilihan, melainkan masyarakat umum yang menjadi terpecah belah.

"Rakyat kita akan terbelah, situasi sosial akan memanas, kegaduhan di mana-mana. Maka Pemilu kemudian akan berbelok dari prinsip dan karakternya sebagai bentuk kedaulatan rakyat dan sarana integrasi bangsa," tuturnya.

Karena itu, PB PMII mengimbau kepada penyelenggara Pemilu baik KPU, Bawaslu, termasuk DKPP dan Parpol peserta Pemilu agar menjunjung tinggi etika politik dalam berkontestasi.

"Jangan biarkan rakyat kita berantem gara-gara fanatik buta dengan narasi yang menyesatkan," demikian Hasnu menutup.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya