Calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio/Net
Hadiah sebesar 5 juta dolar AS atau Rp 77 miliar telah disiapkan Amerika Serikat untuk siapa saja yang mampu memberikan informasi penting tentang dalang di balik pembunuhan seorang calon Presiden Ekuador, Fernando Villavicencio.
Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari BBC pada Jumat (29/9).
Dikatakan Blinken, AS juga berjanji akan memberikan 1 juta dolar AS atau Rp 15 miliar bagi mereka yang mampu memberikan informasi tentang pemimpin geng yang terlibat dalam kasus penembakan tersebut.
"Amerika Serikat akan terus mendukung rakyat Ekuador dan berupaya mengadili orang-orang yang berusaha merusak proses demokrasi melalui kejahatan dengan kekerasan,” ujar Blinken.
Capres yang terkenal dengan visi anti-korupsinya tewas tertembak oleh oknum tak dikenal saat memimpin rapat umum di bulan Agustus lalu.
Hanya beberapa minggu sebelum dia dibunuh, walikota Manta di Ekuador ditembak mati. Pada Februari, walikota Puerto López dibunuh saat berkeliling kotanya.
Namun, penembakan seorang calon presiden di sebuah acara publik di ibu kota adalah serangan paling berani sejauh ini dan merupakan bukti kekuatan geng di Ekuador.
Polisi Ekuador sejauh ini telah menahan enam warga negara Kolombia sehubungan dengan kematian Villavicencio, namun masih mencari tersangka lainnya.
Secara historis Ekuador merupakan negara yang relatif aman dan stabil di Amerika Latin. Namun kejahatan meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dipicu oleh meningkatnya kehadiran kartel narkoba Kolombia dan Meksiko, yang menyusup ke geng kriminal lokal.