Berita

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/Net

Dunia

Pengadilan Tinggi Israel Buka Sesi Debat UU Pemecatan PM

KAMIS, 28 SEPTEMBER 2023 | 15:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pengadilan tinggi Israel menggelar sesi debat terkait permohonan banding terhadap UU yang membatasi bagaimana seorang perdana menteri dapat diberhentikan dari jabatannya.

Debat yang dilakukan pada Kamis (28/9) ini digelar ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi protes terhadap perombakan peradilan, seperti dikutip Reuters.

Sebelas dari 15 hakim Mahkamah Agung mendengarkan tiga banding terhadap UU yang disahkan oleh parlemen pada bulan Maret, yang menetapkan bahwa seorang perdana menteri hanya dapat dinyatakan tidak layak menjabat karena alasan kesehatan.

UU tersebut juga menetapkan bahwa dua pertiga mayoritas di kabinet diperlukan untuk mengambil langkah tersebut, sebelum tindakan tersebut disetujui oleh setidaknya 80 dari 120 anggota parlemen.

Para penentang berpendapat bahwa perubahan legislatif dimaksudkan semata-mata untuk menguntungkan Netanyahu, karena menghilangkan kemungkinan dia dicopot dari jabatannya karena tuduhan korupsi.

Pada Mei 2020, Netanyahu menjadi perdana menteri Israel pertama yang diadili atas serangkaian tuduhan korupsi yang ia bantah.

Menjelang sidang Mahkamah Agung, puluhan pengunjuk rasa berunjuk rasa di luar kediamannya di Yerusalem, di mana empat orang ditangkap.

Menteri Kehakiman Yariv Levin menyatakan sidang tersebut sebagai upaya untuk membatalkan pemilu, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantornya. Dia duduk di kabinet bersama para sekutu ekstrem kanan dan ultra-Ortodoks yang terpilih pada bulan November.

Permohonan yang diajukan ke pengadilan menuntut UU tersebut dibatalkan atau ditunda hingga pemilu berikutnya.

Terakhir kali seorang perdana menteri Israel dinyatakan tidak layak menjabat adalah pada tahun 2006, ketika petahana Ariel Sharon dirawat di rumah sakit dan digantikan oleh wakilnya Ehud Olmert yang memegang jabatan tersebut hingga pemilu berikutnya.

Pihak oposisi kemudian berupaya agar Olmert dicopot dari jabatannya, namun Mahkamah Agung menolak upaya tersebut.

Para hakim mencapai kesimpulan yang sama pada tahun 2021, ketika memutuskan bahwa Netanyahu dapat tetap berkuasa meskipun ada tuduhan korupsi terhadapnya. Ia kemudian harus menanggalkan jabatannya karena gagal dalam pemilu, dan kembali menjabat pada November.

Sejak awal tahun ini, pemerintahannya telah terguncang oleh protes massa terhadap program reformasi peradilan.

Kabinet berpendapat bahwa perombakan ini diperlukan untuk menyeimbangkan kembali kekuasaan antara pejabat terpilih dan hakim, sementara para penentang mengatakan hal itu membuka jalan bagi otokrasi.

Demonstrasi yang diadakan setidaknya setiap minggu sejak bulan Januari secara konsisten menarik puluhan ribu pengunjuk rasa ke jalan, menjadikannya salah satu gerakan protes paling signifikan dalam sejarah Israel.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya