Berita

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby/Net

Dunia

AS Kehabisan Uang, Pentagon Tunggu Keputusan Kongres untuk Bantu Ukraina

SELASA, 26 SEPTEMBER 2023 | 12:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengaku tidak akan dapat lagi membantu Ukraina dalam perangnya melawan Rusia, seandainya Kongres tidak meloloskan rancangan undang-undang pendanaan baru.

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan CNN yang ditayangkan Senin (25/9), Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, jika RUU gagal disahkan maka Pentagon hanya bisa mendukung perang Ukraina hanya beberapa minggu ke depan.

“Kami masih mempunyai sedikit dana, jadi saya rasa kami akan baik-baik saja dalam beberapa minggu ke depan," kata Kirby.


"Namun tanpa permintaan tambahan yang kami minta, hal ini akan berdampak pada kemampuan kami untuk mendukung Ukraina hingga musim gugur dan musim dingin,” ujarnya.

Jika permintaan tambahan dana tidak dikabulkan, hal itu akan berdampak signifikan pada kemampuan Ukraina untuk sukses di medan perang.

Perdebatan mengenai rancangan undang-undang belanja baru sebagian besar berpusat pada bantuan tambahan ke Kyiv, menurut anggota parlemen yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh New York Times.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa beberapa anggota Partai Republik telah menolak proposal bantuan tambahan sebesar 25 miliar dolar AS.

Meskipun para pejabat telah memperingatkan bahwa keuangan Washington semakin menipis, Pentagon bersikeras bahwa keterbatasan anggaran saat ini tidak akan berdampak pada bantuan AS kepada Ukraina.

Pada Jumat pekan lalu, Juru Bicara Pentagon Chris Sherwood mengatakan militer telah menetapkan bantuan Amerika ke Kyiv sebagai bantuan yang penting.

Washington telah menyetujui bantuan militer langsung bernilai miliaran dolar ke Kyiv sejak pertempuran dengan Rusia meningkat pada Februari 2022, termasuk puluhan pengiriman senjata berat, kendaraan, dan amunisi.

Rusia telah berulang kali mengutuk pengiriman senjata asing ke Ukraina, dengan alasan bahwa hal tersebut tidak akan berbuat banyak untuk menghalangi tujuan mereka dan hanya akan memperpanjang konflik.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya