Berita

Jurnalis Pakistan, Imran Riaz Khan/Net

Dunia

Hilang Empat Bulan, Jurnalis di Pakistan Kembali ke Rumah

SENIN, 25 SEPTEMBER 2023 | 20:18 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Seorang jurnalis ternama di Pakistan yang sempat hilang lebih dari empat bulan lalu dan ditangkap oleh polisi, dikabarkan telah kembali ke rumah pada Senin (25/9).

Kepulangan jurnalis bernama  Imran Riaz Khan yang dikenal kerap memberikan dukungannya untuk mantan Perdana Menteri Imran Khan telah dikonfirmasi oleh kepolisian Pakistan.

"Dia (Riaz) telah kembali dengan selamat dan sekarang bersama keluarganya," bunyi pernyataan dari polisi Sialkot dalam pernyataannya di platform X, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Belum diketahui alasan di balik penangkapannya itu. Akan tetapi, badan keamanan Pakistan terkenal sering menahan orang tanpa mengajukan mereka ke pengadilan sebagaimana diwajibkan oleh hukum.

Seperti dimuat Gulf Today, Riaz dikabarkan ditangkap di bandara kota Sialkot di provinsi Punjab pada Mei lalu, ketika dia mencoba meninggalkan negara itu setelah berbagi pesan video yang mengatakan bahwa ruang baginya sebagai jurnalis semakin terancam di Pakistan, dan dia memutuskan untuk pergi agar dapat terus melanjutkan pekerjaan profesionalnya.

Setelah penangkapan itu, Riaz diketahui hilang, dan sejak itu keluarganya terus berusaha mencari keberadaannya.

Khan memiliki lebih dari 5 juta pengikut di X dan sangat populer di kalangan pendukung mantan PM Imran Khan, tokoh oposisi terkemuka di negara itu yang digulingkan dalam mosi tidak percaya pada April 2022.

Ia telah banyak menulis dan memproduksi acara TV untuk mendukung mantan perdana menteri sebelum menghilang.

Pakistan telah lama menjadi negara yang tidak aman bagi jurnalis. Pada 2020, negara ini menduduki peringkat kesembilan dalam Indeks Impunitas Global tahunan Komite untuk Melindungi Jurnalis, dengan tingkat pelecehan, pembunuhan jurnalis serta impunitas hukum yang tinggi, yang membuat para pelaku sering bebas dari kesalahannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, para aktivis dan jurnalis semakin sering mendapat serangan dari pemerintah dan lembaga keamanan, hal tersebut telah menciptakan pembatasan untuk ruang kebebasan pers, kritik dan perbedaan pendapat.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya