Mantan Presiden Italia, Giorgio Napolitano/Net
Kabar duka datang dari Italia, setelah mantan presiden mereka, Giorgio Napolitano, dikabarkan meninggal dunia dalam usia 98 tahun pada Jumat (22/9) waktu setempat.
Berita tentang kematiannya ini memicu gelombang ucapan belasungkawa dari berbagai kalangan, termasuk Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, sejumlah politisi, Vatikan, dan tokoh-tokoh penting lainnya.
“Saya dengan penuh syukur mengenang pertemuan pribadi yang saya lakukan dengannya, di mana kami sama-sama menghargai kemanusiaan dan pandangan ke depan dalam membuat pilihan penting dengan jujur, terutama saat-saat sulit dalam kehidupan negara,” tulis Paus Fransiskus dalam pesan telegramnya kepada istri Napolitano, Clio Bittoni.
Mengutip
Asia One, Sabtu (23/9), Napolitano dikenal karena hubungannya yang dekat dengan Paus Benediktus XVI, pendahulu Paus Fransiskus.
Ia adalah salah satu dari sedikit individu yang mendapat informasi sebelum pengunduran diri mendadak Paus Benediktus pada Februari 2013 lalu.
Napolitano juga dikenal sebagai seorang politisi yang memiliki peran penting dalam mengatasi krisis utang Italia pada 2011 lalu ini meninggalkan warisan besar dalam politik Italia.
Selama masa kepemimpinannya, Napolitano disebut telah menggunakan wewenangnya dengan bijak. Saat 2011 lalu, ketika Italia menghadapi krisis utang yang serius, ia segera menunjuk Mario Monti, seorang mantan teknokrat Komisi Eropa, untuk memimpin pemerintahan Italia, menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Silvio Berlusconi dalam perselisihan mengenai pemotongan belanja.
Keputusan tersebut telah membantu mengatasi ketidakstabilan ekonomi dan merestrukturisasi keuangan negara.
Dua tahun kemudian, ia kembali memecahkan kebuntuan ketika ia membentuk koalisi besar di bawah kepemimpinan politisi kiri-tengah Enrico Letta setelah pemilihan parlemen yang tidak meyakinkan, yang telah membantu menjaga stabilitas politik Italia.
Karir politik Napolitano telah dimulai pada awal 1950-an, dan ia terpilih sebagai anggota parlemen Italia dan Eropa. Selama karirnya, ia menduduki berbagai jabatan penting, termasuk sebagai menteri dalam negeri dan ketua majelis rendah parlemen.
Napolitano kemudian terpilih sebagai Presiden Italia pada 2006 dan memenangkan masa jabatan tujuh tahun keduanya pada 2013, suatu pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun ia diketahui mengundurkan diri dari jabatan presidennya pada 2015 karena masalah usia.