Berita

Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko/Net

Dunia

Lukashenko: AS Bosan dan Ingin Singkirkan Zelensky

SABTU, 23 SEPTEMBER 2023 | 07:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Saat ini Amerika Serikat telah memberikan lampu hijau kepada sekutunya untuk menyingkirkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Begitu menurut Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko pada Jumat (22/9).

Dalam pernyataannya, Lukashenko menunjuk pada sengketa gandum yang sedang berlangsung antara Polandia dan Ukraina sebagai contoh kebijakan baru ini. Ia mencatat bahwa Warsawa pernah menjadi salah satu pendukung Zelensky yang paling setia, tetapi kini sangat kritis terhadap mitranya.

Pergeseran ini terjadi setelah Polandia, bersama dengan Hongaria dan Slovakia, secara sepihak melarang impor biji-bijian Ukraina meskipun UE telah memilih untuk mencabut embargo di seluruh blok tersebut. Pada gilirannya, Kyiv mengajukan perselisihan terhadap ketiga negara tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia.


“Apakah menurut Anda Polandia memberikan tekanan pada Ukraina yang miskin saat ini tanpa alasan? Tidak, mereka sudah diberi lampu hijau dari luar negeri: Kami harus mencampakkan Zelensky, kami bosan dengannya,” kata Lukashenko, seperti dikutip dari RT.

Dia mencatat bahwa AS akan mengadakan pemilihan presiden mendatang dan menyatakan bahwa tidak ada yang akan peduli dengan Zelensky pada saat itu.

Berbeda dengan klaim Lukashenko, Presiden AS Joe Biden pada Jumat menekankan bahwa Washington akan tetap mendukung Zelensky selama konflik Rusia-Ukraina dan mengumumkan bahwa tank Abrams buatan AS akan mulai tiba di Ukraina minggu depan.

Pemerintahan Biden telah menghabiskan 115 miliar dolar AS untuk bantuan militer dan keuangan ke Kyiv, dan baru-baru ini meminta tambahan 24 miliar dolar AS untuk disetujui pada akhir bulan.

Namun keputusan memberikan dana ke Ukraina mulai mendapat tentangan, terutama dari Partai Republik yang tidak terima pajak rakyat digunakan untuk dikirim ke Kyiv.

Senator Partai Republik Josh Hawley dari Missouri menekankan pada Rabu bahwa AS harus berhenti mengalirkan uang tanpa henti ke Ukraina, terutama karena Kyiv disebut tidak menunjukkan apa-apa.

Hawley bersikeras bahwa AS tidak seharusnya mengeluarkan satu sen pun lebih banyak untuk Ukraina dan sebaliknya harus melakukan audit terhadap miliaran dana yang telah diberikan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya