Berita

Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing/Net

Dunia

Junta Myanmar Gandeng China untuk Proyek e-KTP

RABU, 20 SEPTEMBER 2023 | 16:10 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Junta Myanmar telah meminta bantuan China untuk mengembangkan sistem tanda pengenal elektronik (e-ID) baru yang dapat mempermudah melakukan sensus. Meski para kritikus khawatir sistem tersebut digunakan untuk meningkatkan pengawasan junta terhadap lawan-lawannya.

China, yang merupakan sekutu utama sekaligus pemasok senjata utama junta Myanmar, telah mengoperasikan jaringan pengawasan nasional yang mengumpulkan sejumlah besar data dari warga negaranya, dengan tujuan keamanan.

Media pemerintah Global New Light of Myanmar pada Rabu (20/9) melaporkan bahwa junta Myanmar berencana meluncurkan sistem tanda pengenal elektronik yang akan mengumpulkan data biografi dan data biometrik warga berusia 10 tahun ke atas.

Terkait proyek ini, menteri imigrasi dan kepala departemen pendaftaran elektronik junta mengunjungi China pada awal pekan ini. Mereka juga mengunjungi Kementerian Keamanan Publik di Beijing, di mana lembaga tersebut bertanggung jawab atas produksi peralatan keamanan hingga penerbitan kartu identitas nasional.

"Menteri memberi pengarahan kepada para pejabat China mengenai uji coba sensus yang dijadwalkan bulan depan, sebelum sensus nasional yang dijadwalkan tahun depan, dan meminta kerja sama China dalam menerapkan sistem e-ID," tulis media tersebut.

Meski begitu, kritikus mengaku khawatir junta akan menggunakan sensus tersebut untuk meningkatkan pemantauan terhadap penentang kudeta, termasuk ribuan pegawai negeri, dokter dan guru yang belum kembali bekerja sebagai bentuk protes.

Myanmar dikuasai oleh junta sejak kudeta militer pada tahun 2021, yang dipicu oleh klaim tidak berdasar mengenai kecurangan pemilu tahun 2021.

PBB mencatat, lebih dari 1,6 juta orang saat ini juga mengungsi akibat kekerasan yang melanda negara itu sejak kudeta.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya