Berita

Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, dalam Seminar Nasional bertajuk "Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Tinjauan Strategi Pertahanan Nusantara", di Jakarta, Rabu (20/9)/RMOL

Pertahanan

Panglima TNI Jadikan Perang Rusia-Ukraina Alarm Kembangkan Pertahanan Indonesia

RABU, 20 SEPTEMBER 2023 | 15:38 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Indonesia harus mengantisipasi kemungkinan adanya invasi militer antarnegara yang tak menentu di era sekarang. Apalagi wilayah geografis Indonesia yang terdiri dari banyak kepulauan, membutuhkan strategi khusus.

"Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki posisi sangat strategis sebagai perdagangan dunia, di mana 30-40 persen total perdagangan dunia melintasi Indonesia," kata Panglima TNI, Yudo Margono, dalam Seminar Nasional bertajuk "Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Tinjauan Strategi Pertahanan Nusantara", di Jakarta, Rabu (20/9).

Maka dari itu, perlu strategi khusus yang berdasar kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membawa masyarakat menghadapi globalisasi dan modernisasi.


Sebagai salah satu contoh kasus yakni perang antara Rusia dan Ukraina yang sudah lebih dari satu tahun berkecamuk. Inilah yang perlu diantisipasi oleh Indonesia.

"Perkembangan lingkungan strategis saat ini telah menunjukkan bahwa potensi untuk terjadinya invasi militer suatu negara atas negara lain masih bersifat faktual, perang Rusia Ukraina merupakan bukti empiris," tutur Yudo.

Karena itulah, kondisi tersebut dijadikan alarm bagi TNI untuk memperkuat pertahanan negara dalam menghadapi ancaman invasi militer.

"Harus menjadi tanda peringatan atau alarm bagi kita untuk membangkitkan kembali kesadaran pentingnya pertahanan sebuah negara dari ancaman invasi, ancaman perang tetap ada. Oleh sebab itu, TNI perlu merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman potensial, dampak faktual dan menjadi landasan untuk perencanaan pembangunan kekuatan," papar Panglima TNI.

Untuk itu, Yudo berharap hasil dari seminar ini dapat dijadikan masukan yang bernilai dalam mengembangkan strategi militer.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya