Berita

Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron/RMOL

Politik

Selesaikan Polemik Rempang, Demokrat: Pendekatan Harus Humanis, Jangan Represif

RABU, 20 SEPTEMBER 2023 | 01:13 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pendekatan represif yang digunakan negara dalam menangani persoalan yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau(Kepri) tidak akan menyelesaikan masalah.

Hal itu ditegaskan Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/9).

“Pendekatannya harus pendekatan humanis, jangan pendekatan represif. Kalau pendekatan represif tidak akan pernah selesai sampai kapanpun,” kata Herman.

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Demokrat ini menyarankan negara harus duduk bersama rakyat setempat untuk merumuskan kembali apa langkah terbaik soal proyek Eco City di Pulau Rempang.

"Bukan langsung menggusur secara paksa masyarakat yang sudah hidup puluhan bahkan ratusan tahun lalu di Rempang," tegasnya.

“Strateginya apa, berapa besar sih sebetulnya mereka membutuhkan kawasan? ya kasih saja kawasan inti. Tidak perlu kemudian kampung- yang sudah beratus-ratus tahun ada di sana kemudian harus digusur,” tambahnya menegaskan.

Menurut Herman, masyarakat yang sudah turun temurun berada di Rempang tetap memiliki hak atas tanahnya meskipun seluruh tanah di Pulau Batam itu statusnya adalah hak pengelolaan BP Batam.

“Tetapi kan ada hak-hak adat yang harus kita hormati gitu!” tegasnya lagi.

Atas dasar itu, Herman meminta pemerintah untuk menghentikan sementara proyek Eco City Pulau Rempang.

“Menurut saya hentikan dulu. Kemudian replanning atau direncanakan ulang,” imbuh dia.

Di samping itu, sambung Herman, pemerintah tetap bisa meyakinkan para investor bahwa kejadian seperti ini tidak akan berulang ke depan.

“Caranya dengan apa? Ya rembukan dulu dong, kan kita juga tidak bisa langsung memberikan solusi saat ini. Tetapi masih banyak waktu untuk kita bicara dulu," ungkapnya.

"Jangan karena ada 100T yang akan masuk lantas gelap mata kita harus menggeser terhadap masyarakat yang ada di sana,” pungkas Herman.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:27

Ketua DPRA Tuding SK Plt Sekda Permainan Wagub dan Bendahara Gerindra Aceh

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:01

Tumbang di Kandang, Arsenal Gagal Dekati Liverpool

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:43

KPK Harus Proses Kasus Dugaan Korupsi Jokowi dan Keluarga, Jangan Dipetieskan

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:23

Iwakum: Pelaku Doxing terhadap Wartawan Bisa Dijerat Pidana

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:59

Langkah Bupati Brebes Ikut Retret ke Magelang Tuai Apresiasi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:54

Tak Hanya Langka, Isi Gas LPG 3 Kg di Pagar Alam Diduga Dikurangi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:42

Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:21

Wartawan Jaksel Pererat Solidaritas Lewat Olahraga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:58

PLN dan Wuling Siapkan Layanan Home Charging Praktis dan Cepat, Hanya 7 Hari

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:34

Selengkapnya