Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade/Net
Aksi protes warga terhadap proyek pembangunan industri ternyata tidak hanya terjadi di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, melainkan juga di Air Bangis, Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Hal tersebut diungkap Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade saat rapat dengar pendapat (RDP), di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/9).
Awalnya, Andre mempertanyakan status proyek Air Bangis kepada Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
"Berarti proses Air Bangis belum PSN (proyek strategis nasional)?" tanya Andre dalam rapat.
"Dalam proses, tapi PSN-nya belum turun," jawab Bahlil singkat.
Andre terus mencecar soal kepastian status PSN Air Bangis lantaran pembangunan kawasan industri petrokimia tersebut juga ditentang warga.
"Berapa lama lagi?" sergah Andre mencecar.
"Saya enggak bisa meramalkan itu, karena kewenangan itu ada di Menko," jawab Bahlil.
Andre menjelaskan, klarifikasinya terkait status proyek Air Bangis dikarenakan beredar informasi bahwa di daerah kampung halamannya tengah berjalan PSN Air Bangis.
"Benar enggak investasi ini sudah PSN? Karena dongengnya di kampung saya sudah dibilang PSN," sambungnya.
Andre lantas menyinggung peristiwa Pulau Rempang, di mana masyarakat setempat menolak relokasi hingga terjadi bentrokan demi proyek investasi. Ia meminta pemerintah transparan agar kejadian serupa tidak terulang di Air Bangis.
"Ini tanah yang diminta 30 ribu hektare (di proyek Air Bangis), lebih gede loh dari tanah yang ribut-ribut di Rempang itu. Bahkan Pak Menteri baru lihat yang hampir Rp 50-60 triliun di Lotte itu hanya 110 hektare, ini (proyek Air Bangis) 30 ribu hektare," sambung Andre.
Bahlil yang juga mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu lantas menjawab normatif pertanyaan yang dilontarkan Andre.
"Pak Andre, saya ulangi ya pernyataan saya. Pertama, PSN-nya belum keluar, tapi proses PSN-nya sedang berjalan," demikian Bahlil.