Berita

Koordinator Nasional Pemantau Pemilu Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Hasnu Ibrahim/Net

Politik

Pemilu jadi Pasar Gelap Demokrasi, Politik Uang Vulgar Dikampanyekan Elite Parpol

SELASA, 19 SEPTEMBER 2023 | 13:46 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Pemberian uang atau lazim disebut politik uang dalam pemilihan umum (Pemilu) merupakan kegiatan yang dilarang oleh UU 7/2017 tentang Pemilu. Namun, jelang pelaksanaannya pada tahun 2024, sejumlah elite politik mengkampanyekan kegiatan itu seolah-oleh bukan masalah.

Koordinator Nasional Pemantau Pemilu Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Hasnu Ibrahim, mendapati sejumlah pernyataan dan kegiatan elite parpol yang seolah-olah melegalkan politik uang.

Setidaknya, dia menyebutkan dua sosok ketua umum parpol yang juga menjabat sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo.


Dua sosok itu ialah Ketum Partai Gerindra yang menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Ketum PAN yang kini menjabat Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.

Baru-baru ini, kata Hasnu, ada pernyataan Prabowo Subianto, yang menyatakan, "kalau Masyarakat menemukan ada caleg dan calon yang bagi-bagi uang terima saja, tapi jangan dulu dukung".

"Pernyataan Prabowo ini sungguh merusak akal sehat publik dan merobohkan wibawa demokrasi," ujar Hasnu kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (19/9).

"Aksi heroik lainnya datang dari Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan dengan membagi-bagikan sejumlah uang kepada nelayan," sambung Wasekjen PB PMII Bidang Politik, Hukum dan HAM.

Dari kelakuan dua elite parpol tersebut terhadap isu politik uang, Hasnu memandang elemen utama pelaksanaan demokrasi justru masih memiliki pola pikir yang salah.

"Celakannya adalah di level Parpol dan elite politik belum insyaf dan bertobat, bahwa politik uang bukanlah tradisi demokrasi sehat," kata dia mengeluhkan.

Dia berpendapat, strategi serangan fajar atau membagi-bagikan uang kepada pemilih agar mendapat suara di hari H pencoblosan pemilu, berpotensi terus berulang jika mental parpol dan para elite politiknya masih melegalkan.

Bahkan, Hasnu memandang hal tersebut bakal merusak demokrasi Indonesia yang sudah dibangun berpuluh-puluh tahun sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945.

"Jika aksi-aksi nakal seperti ini ke depannya akan bermunculan lagi, maka ini akan memperpanjang kondisi buruk potret pemilu di Indonesia, atau disebut sebagai pasar gelap demokrasi," demikian Hasnu menambahkan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya