Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Warga AS Tak Takut Inflasi Meski Harga BBM Naik

SELASA, 19 SEPTEMBER 2023 | 12:50 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Hasil survei yang diterbitkan University of Michigan menyebut bahwa masyarakat Amerika Serikat tidak terlalu khawatir soal ancaman inflasi, meskipun harga BBM saat ini berangsur naik.

Disebutkan bahwa ekspektasi masyarakat AS terhadap tingkat inflasi untuk tahun depan turun ke tingkat 3,1 persen pada bulan September.

"Jumlah ini mendekati penurunan terendah yang pernah tercatat pada Maret 2021 lalu, yakni 3,0 persen," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat CNN Business pada Selasa (19/9).


Sementara itu, untuk ekspektasi inflasi dalam lima hingga 10 tahun mendatang juga turun ke angka 2,7 persen.

Menurut Kepala Ekonom di Pantheon Macroeconomics,  Ian Shepherdson, penurunan ekspektasi inflasi tersebut merupakan perkembangan yang sangat disambut baik oleh Bank Sentral AS.

"Penurunan ini merupakan langkah besar menuju normalisasi," ujarnya.

Tetapi, Shepherdson juga mengimbau agar Bank Sentral tetap bersiap karena jika konsumen terbiasa dengan harga yang lebih tinggi, itu akan mempersulit upaya mereka untuk memperlambat inflasi.

Harga bahan bakar merupakan indikator inflasi yang sangat jelas, dan kenaikan harga dapat dengan mudah memperburuk suasana hati konsumen.

Meskipun pandangan masyarakat Amerika terhadap masa depan perekonomian sedikit membaik pada bulan September, konsumen belum tentu merasa optimis dan kekhawatiran mulai muncul mengenai government shutdown.

Government shutdown adalah situasi ketika Kongres gagal menyepakati anggaran yang diperlukan untuk operasi pemerintahan.

Direktur Survei Konsumen Universitas Michigan Joanne Hsu mengatakan, secara keseluruhan, konsumen masih relatif ragu-ragu mengenai arah perekonomian.

"Jika penutupan tersebut benar-benar terjadi, pandangan konsumen terhadap perekonomian kemungkinan akan menurun," ujarnya.

Dia mengacu pada jatuhnya sentimen konsumen pada bulan Mei ketika anggota parlemen Kongres berjuang untuk menaikkan plafon utang pemerintah federal, yang hampir menyebabkan gagal bayar (default) AS.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya