Berita

Sejumlah pemimpin muda menggagas sebuah gerakan bernama Nusantara atau 'Anak Muda Satu Nusa Satu Suara'/Ist

Politik

Gerakan Capres Alternatif Muncul, Pemilih Muda Diajak Lebih Kritis dan Partisipatif

MINGGU, 17 SEPTEMBER 2023 | 14:52 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Menjelang Pemilu 2024, sejumlah pemimpin muda menggagas sebuah gerakan bernama Nusantara atau 'Anak Muda Satu Nusa Satu Suara'. Semangat pergerakannya adalah, dengan kondisi bonus demografi harus memberikan kontribusi positif bagi rakyat, bangsa dan negara.

Berawal pertemuan antar komunitas kepemudaan Jawa Barat di Sumedang akhir Agustus lalu, dialog komunitas dan aktivis anak muda melalui Gerakan Nusantara ini menjalar ke berbagai kota, seperti Medan, Denpasar, Yogyakarta, dan rencananya akan berlanjut di kota-kota lain.

Inisiator Gerakan 'Nusantara' Anak Muda Satu Nusa Satu Suara, Raihan Muhammad Akmal mengatakan, munculnya gerakan ini adalah bentuk kritik karena selama ini isu anak muda terutama terkait bonus demografi hanya dijadikan isu pelengkap oleh elite politik sebagai display.

"Kalau pun ada itu sangat kental dengan kalkulasi elite dan oligarki. Untuk itu kami memunculkan gagasan politik alternatif, mulai dari isu-isu alternatif dan usulan kebijakan yang dibutuhkan anak muda, sampai gagasan capres alternatif," kata Raihan dalam keterangannya, Minggu (17/8).

Raihan melanjutkan, misalnya Gerakan Nusantara memunculkan nama Dimas Oky Nugroho menjadi simbol gerakan moral untuk menantang elitisme yang tidak berpihak pada perkembangan serta pemberdayaan anak muda secara nyata.

Ketua DPD KNPI Sumatra Utara Samsir Pohan menjelaskan, wacana gerakan alternatif dan kritis dari kalangan anak muda adalah lazim terjadi. Terlebih jika merujuk tradisi dan sejarah partisipasi serta perlawanan politik anak muda di Indonesia.

"Gerakan politik alternatif ini harus ditempatkan sebagai momentum isu bersama, semacam vitamin untuk mengoreksi kehidupan politik yang artifisial, setengah-setengah dan formalitas, tapi juga rentan konflik dan penuh drama, polarisasi identitas, serta egoisme elite," kata Samsir.

Sedangkan Founder Praga Institute Arya Gangga menyatakan jika gerakan capres alternatif harus dilihat sebagai gerakan kebudayaan, bentuk protes dan bagian dari kritik anak muda yang sudah jenuh dengan dinamika politik di kalangan elite saat ini.

"Ini bagian kritik anak muda yang tidak dilibatkan secara esensial. Saya pikir memasuki tahun politik ini sudah saatnya anak muda untuk 'speak up' berani mengambil sikap, punya sikap politik sendiri, bukan ikut gendang elite," ujar Arya yang juga aktivis KMHDI ini.

Di Yogyakarta, belasan pemimpin komunitas berkumpul dan menyatakan dukungan atas gerakan Satu Nusa Satu Suara ini.

Pemimpin Komunitas Millenual.Id yang juga pimpinan komunitas anak muda Nahdliyin Yogyakarta, Fairaz Rhananda, menyatakan bahwa tujuan digaungkannya gerakan politik alternatif semata-mata agar anak muda peduli dengan negara dan aktif memperjuangkan isu-isu kemajuan serta kesejahteraan anak muda secara luas.

"Sehingga tidak tergantung pada konstalasi elite dan jebakan elitisme politik," kata Fairaz.

Di sisi lain, Dimas Oky Nugroho merespons usulan anak-anak muda yang menggagas capres alternatif tersebut sebagai satire politik dan sikap kritis anak muda terhadap situasi saat ini yang dinilai elitis dan artifisial menjauh dari isu-isu mendasar kepentingan anak muda itu sendiri.

"Dalam sejarah aktivisme politik kita, anak-anak muda biasanya akan bergerak jika muncul kesenjangan," kata Dimas.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Pengusaha Kecewa UMP Naik 6,5 Persen, APINDO Peringatkan Risiko PHK

Sabtu, 30 November 2024 | 13:54

Upah Naik Turunkan Kriminal

Sabtu, 30 November 2024 | 13:39

Tiongkok Ancam Ambil Tindakan jika AS Makin Keras Soal Ekspor Chip

Sabtu, 30 November 2024 | 13:37

Pakar Sarankan Pemerintah Prabowo Jalankan 5 Prinsip Ekonomi Hijau Syariah

Sabtu, 30 November 2024 | 13:14

Harga Emas Dunia Jatuh Hingga 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 30 November 2024 | 13:01

100 Warga Gaza Tewas dalam Tiga Hari Serangan Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 12:42

PPATK: 80 Persen Pemain Judol Transaksi di Bawah Rp100 Ribu

Sabtu, 30 November 2024 | 12:35

BOT: Ekonomi Membaik pada Oktober, Dipicu Sektor Pariwisata dan Ekspor

Sabtu, 30 November 2024 | 12:28

OJK Cabut Izin Usaha Bank BPRS Kota Juang Perseroda Aceh, Gara-gara Ini

Sabtu, 30 November 2024 | 12:19

Ternyata Ini Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024

Sabtu, 30 November 2024 | 12:06

Selengkapnya