Pemerintah China membantah rumor terkait runtuhnya ekonomi Beijing yang baru-baru ini terus menjadi pembicaraan global.
Bantahan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Selasa (12/9), dengan menegaskan bahwa perekonomian negaranya terus membaik di tengah sulitnya pemulihan ekonomi dunia.
“Segala macam komentar yang meramalkan keruntuhan perekonomian China terus muncul kembali setiap saat. Namun, perekonomian kami telah melampaui semua komentar tersebut,” kata Mao, seperti dimuat
China Org, Rabu (13/9).
Menurutnya, pada paruh pertama tahun ini, Produk Domestik Bruto (PDB) China mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mencatat hanya sebesar 3 persen.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga memperkirakan ekonomi China akan mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen tahun ini, yang akan menjadi kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi global.
“Ketahanan ekonomi China yang kuat, potensi yang besar dan vitalitas yang kuat serta fundamental yang menopang pertumbuhan ekonomi China dalam jangka panjang tetap tidak berubah,” tambah Mao.
Ia lebih lanjut menegaskan bahwa negaranya akan tetap berkomitmen untuk mempromosikan keterbukaan tingkat tinggi, meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara lain, serta berbagi manfaat dari pembangunan ekonomi dengan mitra internasional.
Tanggapan itu dikeluarkan Kementerian Luar Negeri China sebagai respon atas komentar negatif yang berasal dari Amerika Serikat dan Australia baru-baru ini yang disebut terus meremehkan kinerja ekonomi Beijing.
Pemerintah China menegaskan bahwa berbagai prediksi tentang keruntuhan ekonominya telah terbukti salah, nyatanya, menurut juru bicara itu perekonomian Tiongkok terus berkembang.
“Yang runtuh adalah retorika Barat, bukan perekonomian Tiongkok," pungkas Mao.