Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Berutang Rp 44 Miliar Lebih, Perusahaan Properti Australia Dinyatakan Bangkrut

SELASA, 12 SEPTEMBER 2023 | 17:02 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah beroperasi selama 15 tahun?, Qattro Built, sebuah perusahaan konstruksi di Australia Selatan, dinyatakan bangkrut karena utang lebih dari 4,5 juta dolar Australia (atau 44,4 miliar rupiah).

Dengan kebangkrutan yang dialaminya, perusahaan, yang memasuki likuidasi pada Selasa (12/9), tidak dapat menyelesaikan lebih dari 200 proyek senilai lebih dari 110? juta dolar Australia.

Beberapa dari proyek ini termasuk Pengembangan Cedar Woods Fletcher Slip, bagian dari Pengembangan Dock 1 dan pengembangan yang lebih kecil termasuk proyek di Underdale, Torrens Park, dan Lighstview.

Chris Powell dan Nick Gyss dari Duncan Powell telah ditunjuk sebagai likuidator.

Likuidator mengatakan perusahaan yang memiliki 25 tenaga kerja ini berutang kepada kreditur tanpa jaminan lebih dari 4,5 juta dolar Australia.

“Qattro Built telah menghadapi kondisi operasional yang semakin menantang yang berdampak pada seluruh industri dan kami memiliki pengalaman signifikan dalam mendukung bisnis konstruksi dalam kondisi serupa,” kata likuidator Powell, seperti dikutip dari 9News.

“Kami akan bekerja sama dengan tim manajemen dan berbagai pengembang serta pemilik untuk memitigasi kerugian dan paparan yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan dan memfasilitasi transisi dan penyelesaian proyek secara tertib," lanjutnya.

Direktur perusahaan, Bradley Jansen mengatakan bisnisnya dilikuidasi dengan fokus menyelesaikan pembangunan yang belum selesai.

?"Saya sangat terpukul mengambil keputusan ini setelah tiga tahun yang sangat sulit dalam upaya memulihkan keberlanjutan finansial perusahaan pasca-Covid," kata Jansen.

"Saya tahu penutupan bisnis ini akan berdampak signifikan pada banyak karyawan jangka panjang, klien, kontraktor, dan berbagai klub olahraga lokal serta badan amal yang sangat didukung oleh Qattro selama 15 tahun terakhir, atas hal ini saya minta maaf," ujarnya.

Jansen mengatakan setelah pandemi Covid-19, ia telah mengurangi jumlah operasi dan kantornya, namun kini telah kehabisan semua pilihan untuk tetap bertahan.

Dia menambahkan proyek-proyek baru yang diperoleh bisnisnya memang menguntungkan, tetapi proyek-proyek yang ada dengan kontrak harga tetap membebani keuntungan bisnis tersebut.?

Jansen mengatakan dia berusaha melindungi staf dan pemasok dan telah memasukkan semua aset pribadinya ke dalam bisnis untuk mencoba menyerap kenaikan biaya sebesar 7,5 juta dolar Australia tetapi tidak berhasil.?

“Kenyataannya adalah rantai pasokan yang sedang berlangsung dan kekurangan tenaga kerja berarti terlalu banyak dana yang tertahan pada proyek-proyek yang hampir selesai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan,” kata Jansen.

“Saya bangga bahwa Qattro telah beroperasi sebagai bisnis yang tepercaya, dihormati, dan profesional selama lebih dari 15 tahun, dan keputusan sulit untuk melakukan likuidasi telah dibuat untuk meminimalkan perkiraan kerugian finansial lebih lanjut dan dampak selanjutnya terhadap staf, pemasok, kontraktor, dan klien," ujarnya.

Populer

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Machmudin Ingatkan Warga Jangan Coba-coba Mengakali PPDB

Selasa, 25 Juni 2024 | 03:45

Bey Ingatkan Gen Z Tak Jadikan Lansia Tulang Punggung Keluarga

Kamis, 20 Juni 2024 | 06:00

Bey Machmudin akan Serius Tangani Judi Online di Jabar yang Tembus Rp3,8 T

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:20

Bey Perintahkan Pemkot Bandung Pulihkan Sungai Citarum

Kamis, 20 Juni 2024 | 03:00

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

UPDATE

Ekonom KAHMI Dorong Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Minggu, 30 Juni 2024 | 05:54

Judi Online Punya Tingkat Kerusakan yang Sama dengan Narkoba

Minggu, 30 Juni 2024 | 05:19

Berlibur ke Pulau Pramuka

Minggu, 30 Juni 2024 | 04:49

Rekrutmen Afirmatif TNI-Polri Berpotensi Ancaman Serius

Minggu, 30 Juni 2024 | 04:29

Peretasan PDN Hambat Sertifikasi Halal Pelaku Usaha

Minggu, 30 Juni 2024 | 03:59

Guskamla Koarmada III Gelar Lomba Trengginas Bahari di Biak

Minggu, 30 Juni 2024 | 03:49

Genjot Ekonomi Warga, Telkom Rekonstruksi Jembatan Gantung Desa Cimahpar

Minggu, 30 Juni 2024 | 03:29

Pakar Soroti Masalah Rekrutmen Afirmatif TNI-Polri Asal Papua

Minggu, 30 Juni 2024 | 02:59

Jumlah Nelayan Bakal Tergerus Akibat Perubahan Iklim

Minggu, 30 Juni 2024 | 02:40

PKS: Kalau Negara Tidak Merasa Bersalah, Berarti Ada yang Sakit

Minggu, 30 Juni 2024 | 02:16

Selengkapnya