Presiden Amerika Serikat Joe Biden/Net
Guncangan ekonomi yang melanda China tampaknya tidak akan membuat Presiden Xi Jinping menginvasi Taiwan.
Setidaknya itu yang diyakini oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Li Qiang, orang nomor dua di bawah Xi, di sela-sela KTT G20 di New Delhi, India.
Ini adalah pertemuan tingkat tertinggi antara kedua negara dalam hampir 10 bulan terakhir, sejak Biden dan Xi bertemu selama KTT G20 di Bali pada tahun lalu.
"Kami berbicara tentang stabilitas. Itu sama sekali tidak konfrontatif," ujarnya kepada wartawan pada Minggu (10/9), seperti dimuat
Reuters.
Lebih lanjut, Biden menyebut perekonomian AS merupakan yang terkuat secara global. Sebaliknya, perekonomian China mulai melemah, bahkan menurutnya berada dalam krisis jika melihat sektor real estate hingga tingginya pegangguran kaum muda.
"Salah satu prinsip ekonomi utama dari rencananya tidak berjalan sama sekali saat ini. Saya tidak senang dengan hal itu, tapi itu tidak berhasil," jelasnya.
"Dia (Xi) sedang sibuk saat ini," tambah Biden.
Perekonomian AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,1 persen pada kuartal terakhir. Para bankir bank sentral telah menaikkan suku bunga secara tajam untuk mengembalikan inflasi ke tingkat target.
Di sisi lain, para ahli meyakini bahwa ekonomi China kian melemah dengan merosotnya sektor properti, melemahnya belanja konsumen, hingga jatuhnya kredit.
Dengan situasi ini, Biden menilai ketegangan di Taiwan akan mereda.
“Saya kira hal ini tidak akan menyebabkan Tiongkok menginvasi Taiwan,” pungkasnya.