Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto saat mendampingi Presiden Joko Widodo di KTT ASEAN/Ist
Sejumlah isu penting turut menjadi diskusi utama dalam gelaran KTT ke-43 ASEAN, mulai dari ekosistem kendaraan listrik ASEAN, Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ketahanan energi, ketahanan pangan, hingga investasi dalam ASEAN Indo-Pacific Forum.
“Salah satu yang menjadi andalan dari epicentrum of growth itu adalah DEFA. Ini adalah masterplan yang dibuat di kepemimpinan Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Jumat (8/9).
DEFA mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi, termasuk
digital talent,
digital id, cyber security, retraining, reskilling, infrastruktur,
interoperability di ASEAN.
"Kalau tanpa ini, ekonomi di ASEAN tahun 2030 diperkirakan 1 triliun dolar AS. Nah, ini bisa meningkat menjadi 2 triliun (dolar AS). Target perjanjian ini diharapkan akan diselesaikan di tahun 2025 dan
drafting-nya sudah disiapkan,” sambung Airlangga.
Selanjutnya, untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik, ASEAN Leaders Declaration on the Developing Electric Vehicle Ecosystem menjadi deliverables penting dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Sementara terkait ketahanan energi, salah satu yang dijadikan
leaders declaration adalah interkonektivitas energi, di dalamnya memperkuat Trans- ASEAN Power Grid. ASEAN mengedepankan pengembangan energi hijau dengan potensi hingga 32 gigawatt (GW).
Dalam KTT ASEAN ke-43 ini juga disepakati untuk mendorong implementasi Chiang Mai Initiatives dan Local Currency Transaction (LCT). Sebelumnya pada KTT ke-42 ASEAN, telah disepakati ASEAN Leaders Declaration (ALD) on Regional Cross-Border Payment and LCT.
Indonesia juga telah mengimplementasikan kerja sama LCT dengan Malaysia dan Thailand pada tahun 2018, dengan Jepang pada tahun 2020, dan dengan Tiongkok pada tahun 2021.
Transaksi LCT yang sebelumnya dikenal sebagai Local Currency Settlement (LCS) pada Januari sampai dengan April 2023 mencapai 2,1 miliar dolar AS. Bersama Malaysia, transaksi LCT mencapai 202,7 juta dolar AS per bulan dan merupakan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan transaksi LCT di tahun 2023.
“Kita punya Chiang Mai Initiative sekarang ada 240 billion melalui ADB, ini akan diperbaiki mekanismenya karena mekanismenya lebih tidak sederhana dibandingkan IMF, jadi itu menjadi PR ke depan,” pungkas Menko Airlangga.