Bacapres KIM Prabowo Subianto/Ist
Pengaruh kuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pencalonan presiden Prabowo Subianto di Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan mempersulit bergabungnya Partai Demokrat.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, keterkaitan Prabowo dengan Jokowi sangat kentara hingga menjelang hari H pendaftaran.
"Sampai saat ini Pak Prabowo juga belum pernah membantah, bahkan berkali-kali mengakui dirinya tegak lurus ke Pak Jokowi, makanya kemarin nama koalisinya menjadi Koalisi Indonesia Maju," ujar Hendri Satrio kepada kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/9).
Dia mengamati, latar belakang Partai Demokrat dan Gerindra terbilang sama, sehingga secara elektoral punya basis suara atau ceruk pemilih serupa.
Namun, hal tersebut tidak menjadi faktor utama Demokrat sulit menjadi bagian KIM dan mendapat jatah kursi bakal calon wakil presiden (bacawapres).
"Saya enggak yakin Pak Jokowi setuju Pak Prabowo menerima Demokrat ya. Karena mungkin Pak Jokowi punya referensi tersendiri," tuturnya.
"Pak Prabowo akan kembali ke Pak Jokowi, untuk bertanya. Dan apa yang dititahkan Pak Jokowi, Pak Prabowo ikut, karena ini kan Pak Prabowo anak buahnya Pak Jokowi," tambah sosok yang kerap disapa Hensat itu.
Pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu juga menilai, Prabowo tidak mungkin memilih orang yang beresiko baginya meraih kursi RI 1.
"Hasrat Nyapresnya (Prabowo) lebih tinggi daripada hasrat menjadi ketum yang independen," demikian Hensat menambahkan.