Presiden Zambia, Hakainde Hichilema/Net
Dalam upaya menyelesaikan utang luar negeri yang telah lama menjadi beban, Presiden Zambia Hakainde Hichilema akan melakukan kunjungan ke kreditor terbesarnya, China, pada Minggu (10/9).
Berdasarkan laporan yang dikutip Reuters, Jumat (8/9), sekitar dua pertiga dari total utang Zambia yang mencapai 6,3 miliar (Rp 96 triliun) saat ini dikabarkan sedang dalam proses restrukturisasi dengan Bank Ekspor-Impor China.
Kunjungan Hichilema itu telah dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri China pada Jumat (8/9). Kunjungan dilakukan untuk menindaklanjuti kesepakatan pembayaran ulang utang selama lebih dari 20 tahun dengan masa tenggang tiga tahun pembayaran bunga dengan China.
Pada Juni lalu, kedua negara itu mencapai kesepakatan di Paris untuk memungkinkan keringanan utang bagi negara Afrika tersebut, sebagai bagian dari apa yang disebut Beijing "dukungan terhadap pemerintah Zambia".
Hasil dari perjanjian tersebut juga memberikan persetujuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menyetujui bantuan tambahan kepada Zambia sebesar 189 juta dolar (Rp 2,8 triliun), yang merupakan bagian dari paket bantuan sebesar 1,3 miliar dolar (Rp 19 triliun) yang telah disepakati sebelumnya.
Untuk meresmikan kesepakatan tersebut, Zambia diharuskan menandatangani nota kesepahaman dengan para kreditur termasuk Beijing. Langkah ini dijadwalkan akan dilakukan dalam peninjauan kedua atas perjanjian tersebut yang dijadwalkan pada bulan Oktober.
Zambia pada 2020 mengalami gagal bayar atas utang negara yang menciptakan tantangan besar dalam upaya restrukturisasi utang yang diprakarsai oleh Kelompok 20 negara-negara kaya selama pandemi.
China diketahui memiliki investasi komersial yang signifikan di Zambia melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), yang mencakup lebih dari tiga puluh proyek dari berbagai sektor, termasuk energi, pertanian, dan penerbangan.
Selain itu, negara dengan ekonomi kedua di dunia itu juga merupakan pengimpor besar tembaga mentah dari Zambia untuk kebutuhan sektor konstruksi dan transportasi.
Presiden Hichilema sendiri kini dijadwalkan akan berada di China mulai 10 hingga 16 September.