Mantan Presiden Peru, Pedro Castillo dan Presiden Dina Boluarte/Net
Kritikan tajam dikeluarkan Presiden Peru Dina Boluarte terhadap pendahulunya Pedro Castillo dengan secara tidak langsung menyebutnya sebagai seorang pembunuh.
Pernyataan itu dikeluarkan Boluarte pada Kamis (7/8), dengan menuntut agar Castillo bertanggung jawab atas kematian yang terjadi selama demonstrasi anti-pemerintah pada Desember dan Maret lalu.
“Pembunuh harus dipenjara dengan aman di penjara Diroes, biarkan dia bertanggung jawab atas kematiannya,” kata Boluarte, yang tidak secara eksplisit menyebut Castillo.
Seperti dimuat
Asia One, Jumat (8/9), Boluarte menyoroti kematian warga sipil selama protes yang dipicu oleh penggulingan Castillo.
Sedikitnya 49 warga sipil dilaporkan tewas dalam konfrontasi dengan pasukan keamanan dan 28 orang lainnya meninggal dalam peristiwa lain yang terkait dengan aksi protes.
Castillo yang dicopot dari jabatannya itu saat ini tengah menghadapi hukuman 18 bulan dalam tahanan pra-sidang atas percobaan kudeta pada 7 Desember tahun lalu, dan 36 bulan tambahan dalam tahanan pra-sidang karena diduga terlibat dalam jaringan korupsi selama masa pemerintahannya.
Sejak penggulingannya itu, Peru terus dilanda ketidakstabilan dengan banyaknya aksi protes yang digelar masyarakat. Sebagian dari mereka tidak setuju oleh pengangkatan Boluarte, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden.
Namun, dalam pernyataannya, Boluarte lebih lanjut menekankan bahwa pemerintahannya akan fokus pada pekerjaan umum, kesopanan, dan perjuangan melawan korupsi.
Saat ini, Kantor Jaksa Penuntut Umum sendiri telah membuka penyelidikan kepada para pejabat Peru atas tuduhan genosida, pembunuhan, dan cedera tubuh masyarakat sipil yang diakibatkan oleh aksi protes itu.