Berita

Presiden Joko Widodo/Ist

Politik

KP3-I Menagih Realisasi 7 Instruksi Presiden Jokowi saat Bentuk Kabinet

RABU, 06 SEPTEMBER 2023 | 09:23 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Sekitar 13 bulan menjelang berakhirnya masa tugas Presiden Joko Widodo, Direktur Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I) Tom Pasaribu menagih realisasi tujuh instruksi orang nomor satu di Indonesia itu saat mengumumkan susunan kabinet periode 2019-2024 yang diberi nama Kabinet Indonesia Maju, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (23/10/2019).

Tujuh instruksi Jokowi tersebut adalah: Jangan korupsi, ciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi; Tidak ada visi menteri, yang ada visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden; Kerja cepat, keras dan produktif; Jangan terjebak rutinitas yang monoton; Kerja harus berorientasi pada hasil nyata, tugas kita tidak hanya menjamin sent, tapi delivered; Selalu cek masalah di lapangan dan temukan solusinya; dan Semua harus serius dalam bekerja.

Sayangnya, menurut Tom, melihat kinerja Kabinet Indonesia Bersatu dalam menjalankan tugas melalui wewenang yang dimilikinya, berbanding terbalik dengan tujuh titah Jokowi.

Tom menilai seringkali terjadi perang opini antar menteri. Belum lagi menteri yang terlibat kasus korupsi, seperti bansos, BTS, dan ekspor CPO.

"Kejaksaan Agung juga belum menuntaskan kasus impor emas yang merugikan negara Rp47,1 triliun, tambang ilegal emas, hingga ekspor nikel ke negara China," kata Tom dalam keterangannya, Rabu (6/9).

Selain itu, Tom turut menyoroti dugaan kriminalisasi terhadap lawan-lawan politik menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.

"Mungkin saya yang kurang memahami dan kurang mengerti, atau sudut pandangan saya terhadap ketujuh titah Pak Jokowi tersebut kurang tepat. Sehingga mempengaruhi pemahaman saya terhadap kasus di atas," kata Tom.

Untuk itulah Tom mengaku membutuhkan pencerahan dari Presiden Jokowi, apakah kinerja Kabinet Indonesia Maju serta kasus-kasus di atas sudah selaras dengan ketujuh instruksi yang sudah dikeluarkan.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Kementerian BUMN Rombak Susunan Direksi ID FOOD

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:47

Agar Ekonomi Indonesia di Triwulan II Tetap Tumbuh, DPR Ingatkan untuk Lakukan Hal Ini

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:35

Dukung Penuh Pengurus LP3KN, Menag RI Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:34

Iuran BPJS Tidak Berubah Meski Sistem Kelas Dihapus

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:14

Resmi, Massimiliano Allegri Bukan Lagi Pelatih Juventus

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:12

Ayah Mendiang Eki Doakan Pelaku Pembunuhan Vina Cirebon Segera Ditangkap

Sabtu, 18 Mei 2024 | 06:54

Hendropriyono Yakin Prabowo Lanjutkan IKN

Sabtu, 18 Mei 2024 | 06:35

Percetakan di Banda Aceh Meringis jadi Korban Janji Manis Caleg

Sabtu, 18 Mei 2024 | 06:16

Hendropriyono: Demokrasi Pancasila Tidak Mengenal Oposisi

Sabtu, 18 Mei 2024 | 05:55

Selengkapnya