Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto saat penutupan Champion for ASEAN Economic Future Breakfast, Senin (4/9)/RMOL
ASEAN kian menjelma sebagai kawasan yang memiliki resiliensi ekonomi di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, isu ketahanan pangan, hingga hambatan pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan itu, Indonesia menetapkan 16 priority economic deliverables yang terbagi dalam tiga usulan strategis pada Keketuaan ASEAN 2023 bertema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
“Yang pertama kita mengamankan sektor pangan untuk Asia Tenggara dengan memiliki protokol. Kedua, untuk masa depan ASEAN, kita mengadopsi ekonomi biru dan hijau, dan yang paling penting adalah memperkuat konektivitas menghubungkan regional ASEAN,” tegas Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto saat menyampaikan Closing Remarks di Champion for ASEAN Economic Future Breakfast, Senin (4/9).
Selanjutnya, digitalisasi juga menjadi isu penting yang terus dikembangkan hingga saat ini. Tindak lanjutnya dengan kolaborasi antarnegara untuk mengoptimalisasi potensi ekonomi digital yang terintegrasi melalui peluncuran ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
ASEAN DEFA juga menjadi kerangka komprehensif dalam mendorong perkembangan dunia usaha melalui percepatan pertumbuhan perdagangan, peningkatan interoperabilitas, penciptaan lingkungan online yang aman, dan peningkatan partisipasi UMKM.
Airlangga berharap, penerapan ASEAN DEFA mampu menjadi
role model transaksi digital. Selain itu, keamanan dalam transfer data juga menjadi perhatian terkait dengan penguatan digitalisasi tersebut.