Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar/Net
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, membagikan kisah menarik tentang penawaran menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang dia terima dari Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Cak Imin, begitu dia karib disapa, mengungkapkan momen tersebut dalam pidatonya di acara Deklarasi Anies-Cak Imin yang berlangsung di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (2/9).
Ia menceritakan bahwa penawaran dari Surya Paloh terjadi secara spontan dan singkat, hanya berlangsung sekitar 3 hari sebelum akhirnya menerima tawaran tersebut.
Cak Imin juga menjelaskan bahwa dalam proses ini, Surya Paloh memintanya untuk berbicara dengan jujur dan terbuka, tanpa ada siasat atau muslihat politik.
“Adinda, kita perlu bicara blak-blakan. Saya tahu adinda dan adinda tahu saya. Saya gak suka siasat-siasatan lagi. Kamu jangan muslihat-muslihatan lagi, dan saya gak akan muslihat-muslihatan lagi,” ungkap Cak Imin menirukan Paloh.
Cak Imin menyambut tawaran tersebut dengan gembira, meskipun dia juga menyadari bahwa masih ada senior-senior yang perlu dikonsultasikan mengenai tawaran tersebut.
“Sebagai junior saya sangat bahagia. Tetapi yang agak menyulitkan adalah saya diminta jawaban detik itu juga. Batin saya, beda dong dengan Pak Surya. Saya, masih ada senior, seniornya senior dan senior lagi,” tuturnya.
Setelah itu, Cak Imin segera menghubungi pengurus PKB, para ulama, kiai, dan senior untuk meminta restu dan dukungan atas tawaran tersebut.
Hasilnya sangat positif, dengan semua ulama dan tokoh senior memberikan restu dan dukungan penuh terhadap pasangan Anies-Cak Imin.
“Alhamdulilah dalam waktu singkat, mendapat jawaban yang lengkap dari semua ulama-ulama kita semua istikharahnya, gagasannya, pertimbangannya, semua menyatakan semua menyatakan restu dan dukungan atas pasangan Mas Anies dengan saya,” demikian Cak Imin.