Sejumlah elit Guatemala dituding sedang melakukan upaya untuk menggulingkan presiden yang baru terpilih, Bernardo Arevalo, menyusul penangguhan partai yang dipimpinnya oleh pengadilan.
Klaim tersebut diungkapkan sendiri oleh Arevalo pada Jumat (1/9), sebulan setelah dirinya memenangkan pemilu tanggal 20 Agustus. Janjinya untuk memberantas korupsi disebut telah membuat elit korup khawatir.
Setelah mengakhiri kampanye yang penuh dengan kekhawatiran akan campur tangan, Arevalo diumumkan sebagai pemenang pemilu dengan 58 persen suara pada Senin, namun Gerakan Semilla (Seed) yang dipimpinnya ditangguhkan oleh pengadilan pemilu.
“Ada sekelompok politisi dan pejabat korup yang menolak menerima hasil ini dan melancarkan rencana untuk melanggar tatanan konstitusi dan melanggar demokrasi,” kata Arevalo, dalam konferensi pers Jumat, seperti dikutip dari
Wion, Sabtu (2/9).
“Tindakan ini merupakan kudeta yang diusung oleh lembaga-lembaga yang seharusnya menjamin keadilan di negara kita,” tambahnya.
Arevalo maju ke putaran kedua setelah putaran pertama pemilu di tengah masyarakat yang bosan dengan kemiskinan, kekerasan, dan korupsi, memberikan suara mereka dengan sikap apatis.
Setelah putaran pertama pemungutan suara berlangsung pada tanggal 25 Juni, hakim Guatemala Fredy Orellana menerima permintaan jaksa Rafael Curruchiche dan meminta pengadilan pemilihan untuk menangguhkan Semilla berdasarkan penyelidikan yang tertunda atas dugaan anomali dalam pendaftaran partai.
Curruchiche dan Orellana sendiri masuk dalam daftar "aktor korup" AS dan campur tangan mereka dalam pemilu dikecam oleh sekutu asing. Pengadilan pada saat itu mengatakan bahwa pengadilan pemilu tidak dapat menghentikan sementara suatu partai di tengah kampanye pemilu.
Namun penangguhan itu dipastikan setelah pemungutan suara selesai.
“Kami melihat kudeta yang sedang berlangsung, di mana aparat keadilan digunakan untuk melanggar keadilan itu sendiri, mengejek keinginan rakyat yang secara bebas diekspresikan dalam pemilu,” kata Arevalo.
Setelah penangguhan, partai tidak diperbolehkan memungut uang atau mengeluarkan pernyataan.
“Mereka melemahkan dan menyangkal sumber daya, otoritas dan legitimasi yang secara hukum telah diberikan oleh rakyat Guatemala kepada kami,” kata Arevalo.