Sejumlah tempat di Negara Bagian Amerika Serikat kembali menerapkan mandat masker setelah muncul varian baru Covid-19.
Varian virus corona baru kini muncul dengan lonjakan kasus di beberapa wilayah Amerika Serikat, termasuk EG.5 dan BA.2.86.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Pfizer dan Moderna dijadwalkan merilis vaksin baru pada pertengahan September untuk melawan subvarian omikron XBB.1.5, sambil menunggu persetujuan dari Pusat Pengendalian Penyakit. dan Pencegahan (CDC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA)
Seorang juru bicara CDC mengatakan kepada Newsweek pada Kamis (31/8), bahwa pusat menyarankan tindakan dari individu dan komunitas seputar Covid-19.
“CDC terus merekomendasikan agar semua orang selalu mendapatkan vaksin Covid-19 terkini dan mengambil tindakan terhadap diri mereka sendiri dan orang lain,” kata juru bicara tersebut.
“Siapa pun disarankan boleh untuk memakai masker kapan saja," katanya.
Salah satu yang sudah menerapkan langkah pencegahan adalah Morris Brown College, sebuah perguruan tinggi kulit hitam kecil yang berbasis di Atlanta. Mereka meminta siswanya untuk tetap memakai masker selama dua minggu karena meningkatnya kasus terkait Covid.
Namun demikian, banyak pihak yang saat ini meremehkan bahkan menyatakan penolakan seandainya mandat masker dikembalikan.
Gerakan 'kami tidak akan patuh' secara perlahan mulai terbentuk di media sosial, didorong oleh fokus baru mantan Presiden Donald Trump pada isu mandat penggunaan masker dan lockdown terkait Covid yang dikaitkan dengan Pemilihan Presiden 2024.
Trump, dalam sebuah video yang diposting pada Rabu (30/8) di X, berjanji untuk menolak segala bentuk “ketakutan” terhadap varian virus corona baru.
Mantan Gubernur Alaska, Sarah Palin, bahkan merilis video X yang menunjukkan dirinya membakar beberapa masker di luar ruangan sebagai bentuk ketidaksetujuannya pada mandat masker.
"Jangan patuh. Tetap tersenyum saat Anda menolak dengan sopan mandat masker," tulisnya di keterangan video.
Seorang pengguna X memposting bahwa dia akan mengabaikan mandat yang ditetapkan oleh Trump, Presiden Joe Biden, atau siapa pun.
"Saya tidak akan menutupinya lagi," tulis pengguna tersebut.
"Saya tidak peduli apa yang Trump atau Fauci atau Biden atau lembaga pemerintah lainnya coba dorong lagi. Saya tidak akan menghadapi ketakutan yang ditimbulkan oleh penggunaan masker pada saya lagi," tulisnya.