Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

PBB: Ratusan Ribu Warga ASEAN Jadi Korban Online Scam

KAMIS, 31 AGUSTUS 2023 | 15:08 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ratusan ribu orang di Asia Tenggara menjadi korban kasus penipuan online, mencakup love scam, investasi bodong, dan judi ilegal.

Berdasarkan data dari Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia, hampir 120.000 orang di Myanmar dan 100.000 orang di Kamboja terjebak dalam kejahatan penipuan online.

Laos, Filipina, dan Thailand juga disebut-sebut sebagai negara tujuan atau transit utama bagi puluhan ribu korban online scam.


PBB mengatakan bahwa geng-geng kriminal banyak menargetkan para migran dengan memikat mereka melalui tawaran pekerjaan fiktif.

"Para korban mungkin ditahan dalam situasi di mana mereka dipaksa melakukan aktivitas penipuan online," ungkap laporan itu, seperti dikutip dari Associeted Press pada Kamis (30/8).

Selan itu, beberapa korban mungkin telah menjadi sasaran penyiksaan, hukuman kejam, kekerasan seksual dan penahanan sewenang-wenang, dan kejahatan lainnya dari para pelaku online scam.

Peniliti migrasi dan HAM senior di PBB, Pia Oberoi mengatakan bahwa kasus penipuan online melonjak sejak pandemi Covid-19.

Oberoi menyebut pelaku online scam bukan orang baru, mereka kemungkinan adalah pengusaha kasino yang tempatnya terpaksa ditutup karena pembatasan pandemi.

"Apa yang anda lihat sebenernya adalah para pelaku kriminal yang berusaha mendiversifikasi usahanya setelah sumber pendapatan utamanya berkurang karena lockdown," ungkapnya.

Pada Juni lalu, polisi Filipina menyelamatkan lebih dari 2.700 pekerja dari Tiongkok, Filipina, Vietnam, Indonesia dan negara lain yang diduga merupakan korban penipuan dari situs game online palsu dan kelompok kejahatan dunia maya lainnya.

Kemudian pada Mei lalu, para pemimpin ASEAN sepakat memperketat kontrol perbatasan dan penegakan hukum serta memperluas pendidikan masyarakat untuk melawan sindikat kriminal online scam. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya