Pemerintah Amerika Serikat mengaku prihatin dengan kemajuan perundingan senjata antara Rusia dan Korea Utara.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby pada Rabu (30/8), mengatakan ia khawatir Rusia akan mendapat amunisi untuk melanjutkan perang di Ukraina.
Dalam pernyataannya Kirby mengomentari kunjungan baru-baru ini oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu ke Korea Utara, yang menurutnya sebagai upaya untuk mencoba meyakinkan Pyongyang agar menjual amunisi artileri serta senjata dan peralatan lainnya ke Moskow.
“Berdasarkan potensi kesepakatan ini, Rusia akan menerima sejumlah besar dan berbagai jenis amunisi dari [Korea Utara], yang rencananya akan digunakan militer Rusia di Ukraina,” kata Kirby, seperti dikutip dari
The National, Kamis (31/8).
"Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah bertukar surat yang berjanji untuk meningkatkan kerja sama bilateral, dan sekelompok pejabat Rusia telah melakukan perjalanan ke Pyongyang untuk “diskusi lanjutan," ujarnya.
“Setelah negosiasi ini, diskusi tingkat tinggi mungkin akan dilanjutkan dalam beberapa bulan mendatang," lanjut Kirby.
Dia mengatakan, setiap kesepakatan senjata antara Rusia dan Korea Utara akan melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB.
"AS akan terus memantau situasi dengan cermat," katanya.
AS dan negara-negara barat lainnya telah menjatuhkan puluhan sanksi terhadap pemerintah, individu, dan entitas Rusia dalam upaya melemahkan kapasitas militernya dalam invasi ke Ukraina.
Negara-negara Barat juga memberikan dukungan keuangan, senjata dan pelatihan kepada tentara Ukraina.