Berita

Penulis Australia Yang Hengjun/Net

Dunia

Warganya Sakit Ginjal di Penjara China, PM Australia akan Melobi Xi Jinping

SELASA, 29 AGUSTUS 2023 | 12:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah ditahan lebih dari empat tahun di China, Yang Hengjun, seorang penulis Tionghoa-Australia, mengungkapkan kondisi kesehatannya saat ini.

Yang, seorang aktivis demokrasi, ditahan pada 2019 saat mengunjungi keluarganya di China dan didakwa melakukan spionase, tuduhan yang telah dibantahnya.

Pengadilan Beijing mengadakan persidangannya secara rahasia pada tahun 2021 tetapi putusannya berulang kali ditunda.


Dalam pesannya kepada para pendukungnya Kamis pekan lalu, Yang, 58 tahun, mengatakan dia mengalami ketidaknyamanan dan rasa sakit di ginjalnya selama beberapa bulan.

Setelah pemeriksaan medis baru-baru ini, dokter memberi tahunya bahwa dia menderita kista berukuran 10 sentimeter yang menekan ginjalnya.

“Jika terjadi sesuatu dengan kesehatan saya dan saya meninggal di sini, orang-orang di luar tidak akan mengetahui kebenarannya,” kata Yang dalam pesannya, seperti dikutip dari 9News, Senin (28/8).

“Jika sesuatu terjadi padaku, siapa yang dapat berbicara mewakiliku?” ujarnya.

Feng Chongyi, teman Yang sekaligus mantan pembimbing doktoral PhD di Universitas Teknologi, Sydney, menyerukan pemerintah Australia untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dalam menekan pemerintah Tiongkok agar membebaskan Yang dengan pembebasan bersyarat medis.

“Yang Hengjun telah menjadi sasaran penahanan sewenang-wenang di Tiongkok oleh polisi rahasia Tiongkok selama lebih dari empat tahun dan nyawanya dalam bahaya,” katanya.

"'Kejahatan' sebenarnya adalah pembelaannya terhadap nilai-nilai universal seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum," lanjut Feng.

Pada Senin, Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan menyampaikan kekhawatirannya mengenai kesehatan Yang ketika dia bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 New Delhi bulan depan.

“Kami selalu mengangkat isu-isu warga Australia ketika saya atau menteri saya bertemu dengan rekan-rekan internasional kami, termasuk China,” kata Albanese.

Ketika ditanya tentang kasus Yang pada konferensi pers rutin pada Senin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa China adalah negara dengan supremasi hukum.

“Peradilan Tiongkok telah mengadili kasus ini secara ketat sesuai dengan hukum, telah cukup menjamin hak-hak sah semua pihak terkait, dan cukup menghormati serta menjamin hak-hak konsuler Australia, seperti kunjungan,” kata Wang.

Lahir di China, Yang sebelumnya bekerja sebagai pejabat di Kementerian Luar Negeri China.

Meskipun ia memegang kewarganegaraan Australia, Yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Amerika Serikat.
Sebelum ditahan, ia secara rutin mengunggah komentar-komentar satir yang mengkritik pemerintah China kepada hampir 130.000 pengikutnya di media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Yang adalah satu dari dua warga Australia yang saat ini ditahan di China.

Cheng Lei , seorang pembawa acara TV Australia yang bekerja untuk lembaga penyiaran negara Tiongkok, CGTN, dituduh secara ilegal menyebarkan rahasia negara ke luar negeri dan telah ditahan selama tiga tahun.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya