Presiden Rusia Vladimir Putin/Net
Saat ini banyak pihak yang menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kecelakaan pesawat Yevgeny Prigozhin, pendiri perusahaan militer swasta (PMC) Wagner. Bahkan, tidak sedikit yang mencurigai Putin sebagai orang yang memerintahkan pembunuhan tersebut.
Presiden Belarus Aleksander Lukashenko menepis semua kecurigaan itu dengan mengatakan ia mengenal sosok Putin dengan baik dan Putin sama sekali tidak ada hubungannya dengan peristiwa itu.
“Saya tidak bisa mengatakan siapa pelakunya. Saya tidak akan menjadi pembela bahkan bagi kakak laki-laki saya. Tapi saya kenal Putin. Ia adalah orang yang penuh perhitungan, sangat tenang, bahkan lamban dalam mengambil keputusan mengenai hal lain yang kurang penting. Itu sebabnya saya tidak bisa membayangkan Putin yang melakukannya, dan Putin bersalah. Itu adalah pekerjaan yang terlalu ceroboh dan tidak profesional,” tegasnya, seperti dikutip dari BelTA.
Meski belum mengunjungi lokasi jatuhnya pesawat, Lukashenko menggambarkan bahwa kecelakaan tersebut nampaknya sudah dipersiapkan oleh seseorang yang paham mengenai tubuh pesawat.
"Tahukah Anda bagaimana sebuah rudal dapat menembak jatuh sebuah pesawat terbang? Hanya Panglima Tertinggi yang dapat memerintahkan tentaranya untuk melakukan sesuatu. Kemudian (komandan) unit tentara tertentu akan diperintahkan. Dan dia akan memesan detail pengawakan tertentu," katanya.
Aleksander Lukashenko mencatat bahwa perintah penghancuran pesawat untuk seorang kepala negara adalah sebuah kegilaan, dan Vladimir Putin bukanlah orang seperti itu.
"Perang adalah perang, tapi apa kesalahan ketiga pilot dan pramugari? Separuh orang di sana tidak ada hubungannya dengan 'pawai keadilan' ini," tegasnya.
Ia juga menepis pernah menjanjikan keamanan bagi Prigozhin.
"Saya tidak seharusnya menjamin keamanan Prigozhin. Itu poin pertama. Poin kedua adalah kita tidak pernah berbicara seperti ini,” tegasnya, menekankan bahwa menjamin keamanan penuh yang pernah dibahasnya bersama Prigozhin adalah tentang keselamatannya hanya selama berada di Belarus.
Lukashenko tidak menepis bahwa ia pernah mendengar kabar adanya ancaman pembunuhan terhadap Prigozhin.
"Terakhir kali kami terbang ke UEA, saya menerima beberapa informasi yang sangat serius dari sumber yang dalam tentang upaya pembunuhan terhadap Yevgeny Prigozhin. Saya memberikan instruksi dan dalam waktu dua jam mereka menemukan duta besar Rusia untuk Emirates dan memanggilnya menemui saya. Saya menyerahkan telegram berkode tentang upaya pembunuhan terhadap Prigozhin kepadanya untuk dikirimkan kepada Putin dan Bortnikov di Kremlin,” papar Lukashenko.