Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Polisi Zimbabwe Tangkap Puluhan Anggota Pemantau Pemilu, Oposisi: Penguasa Panik

JUMAT, 25 AGUSTUS 2023 | 05:32 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebanyak 41 pekerja kelompok pemantau pemungutan suara ditangkap kepolisian Zimbabwe pada Kamis (24/8) waktu setempat.

Selain menangkap para petugas, polisi juga menyita peralatan mereka termasuk komputer untuk membuat tabulasi hasil penghitungan suara.

Juru bicara kepolisian Paul Nyathi mengatakan para pekerja ditangkap dalam beberapa penggerebekan.

 “Mereka mengoordinasikan dugaan pengungkapan hasil pemilu oleh beberapa organisasi masyarakat,” kata Nyathi, seperti dikutip dari Africa News, Jumat (25/8).

Mereka yang ditangkap berasal dari dua kelompok masyarakat terkemuka, Jaringan Dukungan Pemilu Zimbabwe (ZESN) dan Pusat Sumber Daya Pemilu (ERC) yang bekerja untuk mempromosikan pemilu yang bebas dan adil.

Selain memantau pemilu, kedua organisasi tersebut melakukan tabulasi suara secara terpisah dari penghitungan resmi yang diawasi oleh Komisi Pemilihan Umum Zimbabwe.

Juru bicara partai oposisi utama Koalisi Warga Negara untuk Perubahan (CCC), Charles Kwaramba, mengecam tindakan yang bertujuan untuk melarang pengamat memantau dan menyiarkan kebenaran tentang pemilu.

“Tidak ada tanda yang lebih jelas dari kepanikan yang mendalam dari partai yang berkuasa selain tindakan drastis dan mengerikan ini,” kata Kwaramba, dalam sebuah pernyataan.

Pemimpin CCC Nelson Chamisa berhadapan dengan petahana berusia 80 tahun Emmerson Mnangagwa, yang partainya ZANU-PF-nya telah berkuasa sejak kemerdekaan pada tahun 1980.

Pemungutan suara telah memasuki hari kedua yang belum pernah terjadi sebelumnya karena adanya penundaan dalam pencetakan surat suara, sebuah masalah yang menurut CCC adalah bukti manipulasi suara.

Hampir separuh responden dalam survei pra-pemilihan yang dilakukan oleh Afrobarometer, sebuah organisasi penelitian terkemuka, mengatakan mereka khawatir hasil yang diumumkan tidak akan mencerminkan hasil yang dihitung.

Sejarah sengketa pemilu di Zimbabwe telah membuat banyak orang khawatir dengan hasil resmi.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya