Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Bangkrut, Domino's Pizza Tutup 142 Outlet di Rusia

SELASA, 22 AGUSTUS 2023 | 02:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Operator waralaba Domino's Pizza (DP) di Rusia mengatakan Senin (21/8) bahwa bisnisnya di Rusia akan mengajukan kebangkrutan setelah dilaporkan gagal menjual asetnya.

DP Eurasia dalam sebuah pernyataan mengumumkan kabar buruk tersebut, menekankan bahwa petisi pailit DP Russia akan diajukan sesuai dengan persyaratan undang-undang.

"Proses tersebut akan menghentikan proses percobaan penjualan DP Russia,” tambahnya tanpa menyebutkan alasan kegagalan penjualan tersebut.

DP Eurasia yang berbasis di Belanda adalah pemegang waralaba utama merek Domino's Pizza di Rusia, Turkiye, Azerbaijan, dan Georgia. Unit Domino's di Rusia (DP Russia), adalah perusahaan pengiriman pizza terbesar ketiga di negara itu dan mengoperasikan sekitar 142 gerai.

Desember tahun lalu, rantai multinasional mengatakan sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk operasinya di Rusia, termasuk divestasi. Seperti banyak bisnis internasional lainnya, kepergiannya terjadi di tengah tekanan dari sanksi Barat terkait Ukraina.   

Perusahaan yang berkantor pusat di AS itu menambahkan bahwa utang eksternal unit Rusia sekitar 520 juta rubel (setara 5,56 juta dolar AS) telah diselesaikan oleh anak perusahaannya di Turkiye, mengurangi utang kotor grup dan menghasilkan saldo kas kotor sebesar 162 juta lira (5,97 juta dolar AS).

Beberapa raksasa makanan korporat seperti McDonald's mempertahankan hak untuk membeli kembali saham di anak perusahaan Rusia mereka setelah keluar dari negara tersebut. Terlepas dari opsi pembelian kembali, perusahaan juga berusaha untuk mempertahankan sebagian dari modal atau tempat mereka.

Namun, Moskow telah mengadopsi berbagai peraturan, membuat keluarnya perusahaan asing atau potensi pengembaliannya menjadi lebih rumit. Sejak Desember, pihak berwenang telah mewajibkan perusahaan asing untuk menjual aset mereka kepada pembeli Rusia dengan diskon 50 persen dan mengenakan biaya keluar minimal 10 persen dari nilai transaksi.  

Pada bulan Juli, pemerintah memperketat aturan keluar, melarang transfer dana ke luar negeri dari penjualan bisnis jika perusahaan tersebut dimiliki oleh individu atau induk dari daftar negara 'tidak ramah' Rusia. Perusahaan asing juga dilarang memasukkan opsi pembelian kembali atas penjualan aset Rusia mereka selama dua tahun atau lebih.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Menkeu: Inggris Bangkrut, Kondisi Keuangan Hancur

Minggu, 28 Juli 2024 | 17:54

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Pemindahan Ibu Kota Negara Ambisi Picik Jokowi

Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:29

GMPH Desak KPK Usut Dugaan Penyalahgunaan Kekuasaan Cak Imin

Senin, 29 Juli 2024 | 12:54

KPK Tindak Tiga Rumah Sakit Pelaku Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:17

Christine Hutabarat Dicecar Soal Akuisisi Diduga Korupsi di ASDP

Rabu, 24 Juli 2024 | 13:52

UPDATE

Diam-diam Zita Anjani Ngefans Anies dari Dulu

Kamis, 01 Agustus 2024 | 18:01

Iklan Facebook Guyur Duit, IHSG Lompat 0,97%

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:59

Legislator Nasdem Hariadi Anwar Meninggal Dunia

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:55

Israel Ngaku Bunuh Petinggi Militer Hamas Mohammed Deif

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:50

Pembunuhan Ismail Haniyeh Hambat Perdamaian Palestina-Israel

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:46

Sejak Masuk Bursa Cawagub, Zita Anjani Ngaku Makin Sering Dapat Serangan

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:44

Kedubes Iran: Pembunuhan Haniyeh Telah Direncanakan Sejak Kunjungan Netanyahu ke AS

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:29

Gerindra dan KIM Segera Bersikap soal Pilkada Jakarta Setelah Prabowo Pulang dari Rusia

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:28

Jusuf Hamka Ingin Produk Pasar Tanah Abang Go Internasional

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:24

Advokasi Institute Desak Kejagung dan KPK Usut Dugaan Suap Haji 2024

Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:16

Selengkapnya