Berita

Plt Ketum PPP Mardiono saat menyambangi markas PDIP/RMOL

Politik

Hadirnya PPP Warnai Politik Islam di Koalisi Partai Pendukung Ganjar

SENIN, 21 AGUSTUS 2023 | 23:45 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Konstelasi politik jelang Pilpres 2024 menuntut PDI Perjuangan (PDIP) untuk mempertahankan koalisinya bersama Partai persatuan Pembangunan (PPP), mengingat Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) kedapatan dukungan tambahan dari Partai Golkar dan PAN.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Ade Reza Haryadi mengamati bahwa PPP menjadi rekanan politik yang sangat penting bagi PDIP hingga pelaksanaan Pemilu 2024.

"Munculnya KKIR plus (Golkar dan PAN) sangat tidak strategis bagi PDIP untuk maju Pilpres sendiri," ujar Reza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/8).

Dia memprediksi, dinamika politik di Pilpres 2024 akan tetap diwarnai isu dan potensi polarisasi sosial politik berbasis mainstream politik maupun identitas sosial.

"Dalam konteks itu, maka PDIP memerlukan mitra koalisi dari parpol maupun figur mainstream politik Islam yang dapat melengkapi citra PDIP sebagai parpol nasionalis," tuturnya.

Oleh karena itu, Reza memandang realitas politik itu yang membuat posisi PPP semakin strategis bagi PDIP. Tetapi di sisi yang lain, PPP juga memerlukan parpol berlogo banteng moncong putih tersebut.

"Jika PDIP kehilangan dukungan PPP, tentu akan menjadi kerugian politik. Meski demikian, PPP juga memerlukan PDIP untuk mendongkrak elektabilitas dengan memanfaatkan coattail effect dari Ganjar Pranowo sebagai capres yang didukungnya," ucapnya.

"Hal itu sulit untuk diperoleh PPP jika memilih kembali pada KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) yang telah bergabung menjadi KKIR plus. Oleh karena itu, relasi PDIP dan PPP sebetulnya saling memerlukan dan akan menguntungkan kedua belah pihak," demikian Reza menambahkan.

Terlebih, PDIP dan PPP memiliki sejarah manis ketika berduet dalam Sidang Umum MPR tahun 2001 untuk mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden kelima RI menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sementara PPP kala itu mengusung ketua umumnya, Hamzah Haz sebagai pendamping Megawati.

Hamzah Haz pun unggul dalam pemilihan wapres oleh anggota MPR mengalahkan Akbar Tanjung yang diusung Fraksi Golkar dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang turut dimajukan oleh MPR. 

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya